BI Fast adalah infrastruktur pembayaran Indonesia yang memungkinkan masyarakat untuk melakukan transfer dana dengan cepat namun dengan tarif yang murah.
Namun pertanyaannya, mengapa BI Fast diperlukan? Selain itu, apa saja manfaat yang diberikan BI Fast dibanding infrastruktur pembayaran lainnya di Indonesia? Anda bisa menemukan seluruh jawaban atas pertanyaan tersebut melalui artikel berikut.
BI Fast Adalah: Memahami Pengertian BI Fast
BI Fast adalah singkatan dari Bank Indonesia Fast Payment. Menurut situs resmi Bank Indonesia (BI), BI Fast adalah sebuah infrastruktur sistem pembayaran ritel nasional yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real time, aman, efisien, dan tersedia setiap saat alias 24 jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.
Dengan infrastruktur sistem pembayaran satu ini, bank-bank yang menjadi peserta BI Fast dapat mengintegrasikan masing-masing sistem pembayaran mereka sehingga pengiriman dana dapat dilakukan dengan lebih murah, akurat, dan cepat.
BI sendiri mulai meluncurkan BI Fast pada Desember 2021 silam. BI, selaku otoritas sistem pembayaran di Indonesia, memutuskan untuk meluncurkan BI Fast setelah melihat kebutuhan terkait layanan transfer dana yang cepat, efisien, dan tersedia setiap saat. Pasalnya, infrastruktur sistem pembayaran yang ada sebelumnya, yakni Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), tidak bisa beroperasi setiap saat, tidak bisa melakukan transfer secara real time, dan memiliki keterbatasan dalam hal kanal pembayaran.
Akibatnya, BI pun berharap bahwa BI Fast menjadi alternatif infrastruktur pembayaran nontunai yang sekaligus dapat memperkuat ketahanan sistem pembayaran ritel nasional.
Dalam operasinya, sistem BI Fast akan melakukan pelacakan transfer dana secara real time dengan melibatkan sistem kliring otomatis yang dioperasikan oleh BI. Dengan demikian, maka BI Fast bisa disebut sebagai "evolusi" dari infrastruktur SKNBI yang telah ada sebelumnya.
Apa Saja Karakteristik BI Fast?
Layanan BI Fast adalah sebuah infrastruktur sistem pembayaran yang memiliki karakteristik unik. Namun, patut dinggat bahwa karakteristik BI Fast tentu mesti diperbandingkan dengan dua infrastruktur sistem pembayaran Bank Indonesia lainnya, yakni SKNBI dan Real-Time Gross Settlement (RTGS).
- Seluruh proses transfer BI Fast dilakukan secara real time alias diproses saat itu juga. Hal ini sangat kontras dibanding layanan pengiriman uang melalui SKNBI dan RTGS di mana transfer dana diproses dalam kurun dua hingga tiga hari kerja.
- Layanan BI Fast tersedia setiap saat, yakni 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Sehingga, penggunanya bisa mengirim uang melalui BI Fast kapan saja dan di mana saja. Sementara itu, layanan RTGS dan SKNBI memiliki jam operasional dari 06.30 hingga 16.30 WIB saja setiap harinya.
- BI Fast adalah sebuah layanan yang memfasilitasi transfer kredit dan debit hanya dengan memanfaatkan alamat proksi (proxy address). Sebagai contoh, alih-alih menggunakan nomor rekening, sang pengirim dana bisa menggunakan nomor ponselnya atau alamat email sebagai pengganti nomor rekening.
- BI Fast juga bisa melayani berbagai instrumen dan diakses melalui kanal pembayaran yang lengkap, baik melalui transfer manual di kantor cabang perbankan maupun melalui online banking. Ke depan, BI Fast juga akan dikembangkan untuk melayani transaksi menggunakan instrumen kartu ATM (termasuk kartu virtual), kartu kredit (termasuk virtual), dan uang elektronik. Sementara itu, RTGS dan SKNBI baru bisa dilayani melalui counter bank dan transfer debit/kredit.
- Layanan BI Fast bisa memfasilitasi transaksi maksimal hingga Rp250 juta. Sementara itu, SKNBI bisa melayani transfer hingga Rp1 miliar sedangkan RTGS baru bisa melayani transfer uang dengan nominal di atas Rp100 juta.
Apa Saja Perbedaan BI Fast dan Realtime Online?
BI Fast adalah layanan yang memungkinkan transfer uang dilakukan secara cepat dan efisien. Secara sekilas, layanan ini terlihat mirip seperti transfer realtime online perbankan yang juga menyediakan layanan pengiriman uang secara instan, seperti transfer melalui mesin ATM, online banking, atau mobile banking.
Keduanya sama-sama memungkinkan transfer uang dengan kilat. Selain itu, keduanya juga memungkinkan transfer dana tanpa mengharuskan pengirimnya mendatangi bank terlebih dulu. Tak ketinggalan, keduanya pun memungkinkan transfer uang dilakukan kapan saja dan di mana saja.
Namun, keduanya sejatinya memiliki perbedaan yang cukup kontras. Lantas, apa saja perbedaan BI Fast dan realtime online?
1. Nominal Transaksi
Seperti yang disinggung sebelumnya, transfer BI Fast bisa memfasilitasi transaksi hingga Rp250 juta, namun hal itu pun tergantung selera risiko masing-masing bank. Sementara itu, transfer uang menggunakan realtime online dibatasi hanya Rp25 juta per harinya.
2. Tarif Transaksi
Kemudian, perbedaan BI Fast dan realtime online yang paling mencolok dan sudah banyak diketahui masyarakat adalah biaya transfer.
Saat ini, BI Fast membebankan biaya Rp2.500 untuk sekali transfer antar bank. Sementara itu, pengiriman dana menggunakan realtime online dibebankan tarif sebesar Rp6.500 untuk sekali transfer antar bank.
Namun, saat ini pun terdapat beberapa aplikasi transfer antarbank gratis di Indonesia sehingga pengiriman uang antar bank memiliki tarif nihil.
3. Penggunaan Proxy Address untuk Pengiriman Uang
Seperti yang sudah disebut sebelumnya, BI Fast memungkinkan penggunanya untuk memanfaatkan proxy address sebagai pengganti nomor rekening ketika ingin melakukan transfer dana. Sementara itu, transfer antar bank melalui realtime online masih membutuhkan nomor rekening tujuan sebagai syarat utamanya.
4. Informasi Pengiriman Dana yang Lebih Transparan
Transfer BI Fast adalah pengiriman dana yang sangat transparan lantaran pengguna harus mencantumkan tujuan pemindahan dana sebelum melakukan pengiriman dana.
Biasanya, pilihan alasan pemindahan dana ini sudah disediakan oleh aplikasi m-banking, sehingga pengguna bisa memberi tahu apakah pengiriman dana tersebut ditujukan untuk transfer uang semata, investasi, atau tujuan lainnya.
Sementara itu, transfer uang melalui layanan realtime online tidak mengharuskan pengirimnya untuk memberi tahu tujuan pengiriman dana.
Apa Saja Keunggulan BI Fast?
Sebagai sebuah infrastruktur sistem pembayaran, BI Fast memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
1. Sistem yang Mencegah Anti Pencucian Uang
BI mengatakan bahwa layanan BI Fast adalah layanan yang aman karena sudah dilengkapi dengan fitur deteksi fraud yang sudah sesuai dengan standar anti pencucian uang dan pendanaan terorsime. Sehingga, sistem BI Fast dapat melacak jika terdapat transfer uang mencurigakan yang difasilitasi oleh BI Fast.
Di samping itu, tingkat akurasi sistem BI Fast terbilang sangat mumpuni sehingga pengguna dpaat meminimalisasi risiko penipuan atau kesalahan transfer dana.
2. Sebagai Sarana Penghematan Biaya Transfer Uang
Bagi pelaku transfer ritel, biaya transfer antar bank di BI Fast sebesar Rp2.500 per transaksi dianggap lebih murah dibanding transfer realtime online antar bank yakni Rp6.500 per transaksi.
Bayangkan jika sang pengirim melakukan transfer antar bank berkali-kali dalam sebulan. Tentunya, ia pun bisa berhemat Rp4.000 per transaksi jika beralih dari transfer antar bank melalui realtime online menjadi transfer antar bank BI Fast.
3. Memiliki Prospek Pengembangan dan Adopsi Tinggi di Indonesia
Sekadar informasi, kemampuan BI Fast saat ini baru merupakan fase awal dari implementasi BI Fast di Indonesia. Ke depan, BI pun sudah menyiapkan beberapa pengembangan terkait BI Fast yang bisa Anda simak di bagian berikutnya di artikel ini.
Dengan demikian, maka bisa diharapkan bahwa adopsi BI Fast di Indonesia akan berkembang pesat nantinya. Semakin tinggi adopsi BI Fast, maka ada kemungkinan BI akan mengimplementasikan sejumlah inovasi pembayaran yang difasilitasi oleh infrastruktur BI Fast.
Apa Saja Kekurangan BI Fast?
Selain keunggulan, sistem BI Fast tentu juga memiliki kekurangannya tersendiri. Berikut adalah beberapa kelemahan yang masih dimiliki oleh BI Fast.
1. Tidak Semua Bank Memfasilitasi BI Fast
Meski bermanfaat bagi transfer uang instan, kapan saja, dan efisien, nyatanya belum semua lembaga keuangan di Indonesia menjadi peserta BI Fast.
Menurut data per Juli 2023, terdapat 122 lembaga bank dan nonbank yang baru terdaftar menjadi peserta BI Fast. Kendati demikian, BI mengatakan bahwa seluruh peserta BI Fast tersebut telah mewakili 94% dari pangsa pasar sistem pembayaran ritel nasional.
2. Operasi Masih Belum Lancar
Sama seperti sistem pembayaran lainnya, ada kalanya sistem BI Fast juga mengalami perbaikan jaringan sehingga layanan transfer tidak bisa dilakukan 24 jam sehari dan tujuh jam seminggu.
Hal ini pastinya akan menyebabkan kegagalan transfer dan mengganggu kenyamanan pengguna.
Bagaimana Prospek BI Fast ke Depan?
Sejak perencanannya, BI tidak hanya sekadar menjadikan BI Fast sebagai alternatif infrastruktur sistem pembayaran semata. Namun, BI rupanya akan menjadikan BI Fast sebagai tulang punggung infrastruktur pembayaran ritel yang dapat diandalkan, seperti yang tertera di dalam Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang dirilis BI pada 2019 silam.
Oleh karenanya, sejak diluncurkan Desember 2021 lalu, BI pun telah menambah beberapa inovasi ke sistem BI Fast.
Sebagai contoh, secara bertahap sejak 2022, BI telah memperluas kemampuan BI Fast untuk melayani pembayaran transfer debit, bulk credit, dan request for payment. Tak ketinggalan, BI pun berencana untuk memperluas cakupan BI Fast untuk transaksi lainnya seperti transaksi berbasis instrumen, QRIS, ATM, dan transfer lintas batas (cross border).
Di samping itu, BI juga merencanakan untuk mengalihkan layanan transfer kredit dan debit dari SKNBI ke BI Fast secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan industri jasa keuangan. Setelahnya, BI pun akan memfokuskan SKNBI untuk melayani transaksi cek paper based.
Dengan demikian, transfer dana di Indonesia diharapkan bisa menjadi cepat dan efisien antar waktu. Hal ini pun tentunya akan mendorong masyarakat Indonesia untuk mengadopsi pilihan transfer uang menggunakan infrastruktur BI Fast.
Dengan Aspire, Anda Bisa Menerima Rupiah dari Luar Negeri Menggunakan BI Fast!
Namun, selain bagi transfer ritel, transfer BI Fast juga akan sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis untuk melakukan pembayaran massal dengan biaya yang efisien.
Keunggulan tersebut tentunya akan membantu perusahaan dalam menekan biaya administrasi bank dan juga menghemat pengeluaran setiap bulanannya, terlebih jika transfer uang dilakukan secara intensif per bulannya.
Untungnya, Anda pun bisa memanfaatkan transfer Rupiah dari luar negeri ke dalam negeri lewat fitur pembayaran di Aspire. Apalagi, jika mitra bisnis Anda di luar negeri memiliki rekening bisnis dalam mata uang Rupiah dan ingin mengirimkan uang dalam bentuk Rupiah kepada Anda di Indonesia.
Sebagai contoh, anggap saja Anda memiliki mitra bisnis di Singapura yang memiliki rekening bisnis Rupiah di Aspire. Ia berencana untuk mengirimkan dananya dalam bentuk Rupiah ke rekening Aspire Anda. Maka, mitra bisnis Anda pun bisa mengirimkan dana Rupiahnya di Aspire yang difasilitasi oleh BI Fast atau sistem RTGS.
Hanya saja, transfer uang bisa dilakukan dengan nominal minimal Rp10.000 dan maksimal Rp50 juta untuk sekali transfer.
Dengan demikian, Anda pun bisa mengurangi risiko konversi mata uang yang kerap terjadi ketika melakukan transfer lintas batas. Di samping itu, fitur ini pun memudahkan transaksi lintas batas, sehingga proses penjualan, pembelian, dan pengadaan bisa berjalan tanpa kendala.
Aspire sendiri sudah dipercaya oleh 15.000 bisnis di seluruh dunia, sehingga Anda tidak perlu ragu lagi mengenai keandalan dan reputasi Aspire.