Pembayaran
September 26, 2024

Apa Itu QRIS dan Bagaimana Cara Membuatnya untuk Bisnis Anda

Ditulis oleh
Ekky Pramana
Terakhir diubah pada
September 24, 2024

Keberadaan teknologi terus mengubah wajah bisnis, tak terkecuali cara pelanggan dalam bertransaksi dengan pelaku usaha. Salah satu contoh inovasi teknologi pembayaran yang paling kentara di Indonesia adalah metode pembayaran nontunai Quick Response Code Indonesian Standar atau QRIS.

Dewasa ini, QRIS bukanlah hal asing di telinga pelaku usaha. Metode pembayaran ini tidak hanya mempercepat transaksi namun juga memberikan segudang manfaat bagi bisnis mereka.

Hanya saja, sebagian pelaku usaha mungkin tidak punya pengetahuan dasar yang mumpuni mengenai QRIS dan belum mengetahui alasan mengapa mereka harus memanfaatkannya sebagai salah satu metode pembayaran bagi bisnisnya.

Untungnya, di dalam artikel ini, pelaku usaha dapat memahami apa itu QRIS, cara daftar QRIS, kegunaannya bagi bisnis, dan langkah-langkah bagi pelanggan dalam bertransaksi menggunakan QRIS.

Apa Itu QRIS?

QRIS adalah singkatan dari Quick Response Code Indonesian Standard, yakni sebuah standar kode QR nasional yang digunakan untuk sistem pembayaran di Indonesia. QRIS adalah buah kerja sama antara Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) yang diperkenalkan ke masyarakat pada 17 Agustus 2019 silam.

Secara konsepnya, QRIS adalah gabungan dari seluruh kode QR pembayaran yang diterbitkan oleh Penyedia Jasa Sistem Pembayaran (PJSP) yang ada di Indonesia. Implikasinya, seluruh PJSP pun bisa memfasilitasi pembayaran lewat satu standar kode QR saja. Hal ini diharapkan bisa menyederhanakan proses pembayaran via kode QR yang naik daun dalam hampir satu dekade terakhir.

Sebelum peluncuran QRIS, setiap PJSP menggunakan standar kode QR-nya masing-masing untuk mengakomodasi pembayaran konsumen. Artinya, kode QR milik sebuah PJSP hanya bisa memfasilitasi pembayaran yang dilakukan melalui PJSP tersebut saja.

Namun, apabila melihat dari sudut pandang pelaku usaha, maka hal itu terasa merepotkan dan tidak efisien. Pasalnya, mereka harus mendaftar kode QR ke banyak PJSP dan menyediakan berbagai macam kode QR hanya demi melayani beragam pembayaran QR dari pelanggan.

Untungnya, QRIS mengeliminasi masalah tersebut. Standarisasi QRIS memungkinkan pelaku usaha untuk menggunakan satu kode QR yang sama demi menerima pembayaran dari beragam aplikasi pembayaran baik aplikasi perbankan maupun E-Wallet. 

Di samping itu, QRIS juga diharapkan bisa meningkatkan tingkat adopsi pembayaran nontunai di Indonesia karena QRIS juga bisa digunakan mereka yang tidak memiliki akun di bank dan hanya mengandalkan pembayaran dari aplikasi dompet elektronik. Alhasil, pembayaran QR menjadi semakin mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat.

Dengan QRIS, pelanggan dapat dengan mudah melakukan pembayaran hanya dengan bermodal ponsel pintar saja. Mereka dapat melakukan transaksi dengan memindai satu kode QR saja yang ada di tempat usaha atau merchant. 

Apa Saja Jenis-jenis QRIS dan Contoh QRIS?

Pada dasarnya, tampilan QRIS adalah seperti kode QR pada umumnya. Ia berbentuk persegi yang di dalamnya berisikan suatu pola berwarna hitam dan putih.

Hanya saja, kode QRIS di Indonesia tidak terdiri dari satu jenis saja. Saat ini, kode QRIS terbagi menjadi tiga jenis yang didasarkan pada subjek yang menyediakan kode QR tersebut saat bertransaksi.

1. Merchant Presented Mode (MPM) Statis

Secara sederhananya, QRIS Merchant Presented Mode (MPM) Statis adalah kode QRIS yang bisa digunakan untuk transaksi berulang-ulang kali. Tipe QRIS ini disebut statis karena pelaku usaha hanya perlu menyediakan satu QRIS yang sama untuk menerima pembayaran dari banyak pelanggan.

Ketika menggunakan tipe QRIS satu ini, pelaku usaha dapat mencetak dan memajang kode QRIS tersebut atau menempelnya dalam bentuk stiker di toko atau gerainya. Berikut adalah contoh QRIS MPM Statis yang diambil dari situs Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI).

QRIS jenis ini cocok digunakan oleh kelompok usaha mikro dan kecil karena mereka tak perlu berinvestasi di alat pembayaran, seperti mesin Electronic Data Capture (EDC), untuk memanfaatkannya.

2. Merchant Presented Mode (MPM) Dinamis

Kemudian, terdapat pula jenis QRIS MPM lainnya, yakni QRIS MPM Dinamis.

Sama seperti QRIS MPM Statis, QRIS MPM Dinamis juga mengharuskan pelaku usaha untuk menyediakan kode QRIS kepada pelanggan. Namun, perbedaannya terletak di cara kerjanya.

Ketika membayar melalui QRIS MPM Statis, pelanggan wajib mengisi nominal transaksinya di aplikasi m-banking atau E-Wallet untuk melanjutkan transaksi. Namun, pelanggan tak perlu melakukan hal tersebut ketika memanfaatkan QRIS MPM Dinamis. Pasalnya, mereka bisa melihat nominal yang perlu dibayarkan di tampilan layar aplikasi m-banking atau E-Wallet tepat setelah memindai kode QRIS. 

Dengan demikian, maka pelaku usaha tidak bisa menggunakan QRIS MPM Dinamis untuk menerima pembayaran secara berulang. Hal ini mengingat satu QRIS MPM Dinamis hanya berlaku untuk satu kali transaksi saja.

Pelaku usaha yang ingin memanfaatkan QRIS MPM juga harus memiliki gawai pembayaran terlebih dulu, misalnya mesin Electronic Data Capture (EDC), untuk menciptakan kode QRIS yang sesuai dengan nominal transaksi pelanggan. Mereka kemudian bisa menunjukkan kode tersebut di layar gawai atau mencetaknya ke dalam struk agar bisa dipindai pelanggan.

Untuk mengenal QRIS jenis ini dengan lebih baik, mari simak contoh tampilan QRIS MPM Dinamis di bawah ini.

Secara sekilas, tampilan QRIS ini mirip dengan QRIS MPM Statis. Namun, QRIS MPM Dinamis juga menyajikan angka nominal transaksi beserta dengan kode QRIS-nya.

QRIS jenis ini cocok digunakan oleh pelaku usaha skala menengah hingga besar. Pasalnya, mereka yang ingin menggunakan jenis QRIS ini harus berinvestasi di mesin pembayaran. Apalagi, QRIS jenis ini mampu memfasilitasi pembayaran lebih cepat dibanding QRIS MPM Statis sehingga cocok digunakan oleh usaha-usaha dengan volume transaksi tinggi.

3. Customer Presented Mode (CPM)

Sementara itu, QRIS Customer Presented Mode (CPM) punya karakteristik yang jauh berbeda dibandingkan dua jenis QRIS lainnya.

Pada jenis QRIS MPM, pelaku usaha menjadi pihak yang menyediakan kode QRIS ke pelanggan. Namun dalam jenis QRIS CPM, justru pelangganlah yang memberikan kode QRIS-nya ke pelaku usaha. Oleh karenanya, pelaku usaha adalah pihak yang memindai kode QRIS, bukan pelanggan.

Untuk membuat kode QRIS CPM, pelanggan tinggal mencari kode QRIS miliknya di aplikasi E-Wallet atau m-banking. Setelah itu, pelanggan bisa menyerahkannya ke merchant untuk kemudian dipindai di mesin pindai. Jika pemindaian berhasil, maka saldo rekening bank atau E-Wallet pelanggan akan berkurang sesuai dengan nilai transaksinya.

Untuk memahami tampilannya, berikut adalah contoh QRIS CPM yang terdapat di aplikasi BNI m-banking milik PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Sebagai tambahan informasi, QRIS CPM juga bersifat dinamis. Artinya, pelanggan akan menggunakan kode QRIS CPM yang berbeda-beda setiap melakukan transaksi. Selain itu, masa pakai satu kode QRIS CPM pun terbatas, misalnya selama satu menit atau 30 detik saja.

Bagaimana Cara Membayar Menggunakan QRIS?

Masing-masing aplikasi E-Wallet dan m-banking memiliki langkah-langkah pembayaran QRIS yang berbeda. Namun secara garis besarnya, berikut adalah cara bagi pelanggan dalam melakukan pembayaran QRIS menggunakan tiga jenis QRIS di atas.

1. Cara Membayar Menggunakan QRIS MPM Statis

  1. Buka aplikasi E-Wallet atau aplikasi m-banking di ponsel. Login menggunakan kode akses atau password untuk membukanya;
  2. Pilih menu "Bayar" di aplikasi E-Wallet atau menu "QRIS" di aplikasi m-banking.
  3. Pindai kode QRIS yang disediakan merchant;
  4. Jika pemindaian berhasil, maka pelanggan akan menemui kolom pembayaran. Isi kolom tersebut dengan nominal transaksi yang benar;
  5. Masukkan nomor PIN atau password untuk mengonfirmasi transaksi;
  6. Transaksi selesai. Pelanggan dapat menunjukkan status transaksi tersebut ke merchant sebagai bukti keberhasilan transaksi.

2. Cara Membayar Menggunakan QRIS MPM Dinamis

  1. Buka aplikasi E-Wallet atau aplikasi m-banking di ponsel. Login menggunakan kode akses atau password untuk membukanya;
  2. Pilih menu "Bayar" di aplikasi E-Wallet atau menu "QRIS" di aplikasi m-banking.
  3. Pindai kode QRIS yang disediakan oleh merchant;
  4. Jika pemindaian berhasil, maka pelanggan akan melihat nominal transaksi yang perlu dibayar di layar ponsel. Periksa kembali nominal tersebut sebelum melanjutkan pembayaran;
  5. Masukkan nomor PIN atau password untuk mengonfirmasi transaksi;
  6. Transaksi selesai. Pelanggan dapat menunjukkan status transaksi tersebut ke merchant sebagai bukti keberhasilan transaksi.

3. Cara Membayar Menggunakan QRIS CPM

  1. Buka aplikasi E-Wallet atau aplikasi m-banking di ponsel. Login menggunakan kode akses atau password untuk membukanya;
  2. Pilih menu "Bayar" di aplikasi E-Wallet atau menu "QRIS" di aplikasi m-banking;
  3. Pilih menu "Tunjukkan Kode" di aplikasi E-Wallet atau menu "Kode Bayar" di aplikasi m-banking.
  4. Masukkan kode PIN atau password untuk membuat kode QRIS di aplikasi m-banking atau E-Wallet;
  5. Kode QRIS pun muncul di aplikasi m-banking atau E-Wallet. Langsung berikan kode tersebut ke kasir sebelum masa berlaku QRIS habis;
  6. Kasir akan memindai kode QRIS tersebut di alat pemindai;
  7. Kasir akan mengonfirmasi ke pelanggan apabila transaksi sudah selesai;
  8. Transaksi selesai. Simpan struk transaksi sebagai dokumentasi.

Apa Saja Lembaga yang Memfasilitasi QRIS?

Pada dasarnya, lembaga bank dan nonbank yang sudah diberi izin oleh BI bisa memfasilitasi pembayaran QRIS. Adapun hingga awal Juni 2024, BI telah menerbitkan izin operasional QRIS kepada 119 PJSP baik lembaga bank maupun nonbank.

Daftar lengkap PJSP tersebut sejatinya bisa disimak di situs resmi Bank Indonesia. Namun pada intinya, bank yang masuk kategori bank-bank besar dan memiliki banyak nasabah sudah mengantongi izin PJSP QRIS dari BI, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), dan BNI.

Sementara itu, BI juga telah memberikan izin yang sama kepada layanan E-Wallet populer seperti GoPay, OVO, LinkAja, dan ShopeePay.

Berapa Besar Nilai Maksimal Transaksi QRIS?

BI menyebut bahwa masyarakat dapat melakukan transaksi QRIS dengan nominal minimal Rp1 dan maksimal Rp10 juta untuk sekali transaksi. Kendati begitu, BI mengizinkan PJSP untuk menetapkan batas nominal kumulatif transaksi QRIS harian atau bulanan berdasarkan manajemen risikonya masing-masing.

Sebagai contoh, saat ini BCA memasang limit maksimal transaksi QRIS sebesar Rp10 juta per transaksi dan memasang batas kumulatif transaksi QRIS harian sebesar Rp25 juta.

Sementara itu, bank pelat merah rupanya punya kebijakan berbeda. BNI, misalnya, juga menetapkan maksimal transaksi QRIS sebesar Rp10 juta per transaksi dan menetapkan batas kumulatif harian sebesar Rp25 juta. Namun, batas kumulatif tersebut hanya berlaku bagi transaksi QRIS yang menggunakan sumber dana dari kartu kredit BNI.

Di sisi lain, Bank Mandiri menetapkan jumlah maksimal transaksi QRIS per sekali transaksi dan per hari sebesar Rp10 juta.

Cara Membuat QRIS Langkah demi Langkah

Melihat pesatnya tingkat adopsi QRIS, pelaku usaha tentu tertarik untuk menggunakannya sebagai salah satu opsi pembayarannya. Kendati begitu, mereka mungkin belum memahami cara membuat QRIS bagi keperluan bisnisnya.

Padahal, cara membuat QRIS terbilang tidak rumit. pelaku usaha hanya perlu melakukan langkah-langkah berikut untuk mendapatkan kode QRIS bagi usaha atau tokonya.

1. Pendaftaran pada Penyedia QRIS

Pilih penyedia QRIS atau PJSP yang diakui Bank Indonesia. Pastikan penyedia tersebut telah memenuhi standar keamanan dan regulasi yang berlaku.

Kemudian, daftarkan bisnis pada PJSP dengan mengisi formulir pendaftaran yang disediakan. Persiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan sesuai dengan persyaratan PJSP.

2. Verifikasi dan Persetujuan

Setelah mengirimkan formulir pendaftaran, PJSP akan melakukan verifikasi data dan dokumen yang telah dikirimkan.

Jika data dan dokumen telah diverifikasi, maka pemohon akan menerima persetujuan dari PJSP. Persetujuan ini biasanya disertai dengan pemberian kode QR yang unik untuk bisnis pemohon.

3. Pengaturan Implementasi

Pahami tata cara penggunaan QRIS yang diberikan oleh PJSP. Ini termasuk langkah-langkah teknis terkait implementasi kode QR apapun jenisnya, integrasi dengan sistem pembukuan, dan pelatihan staf mengenai penggunaan QRIS.

4. Penempatan Kode QR

Setelahnya, pelaku usaha bisa memanfaatkan QRIS bagi bisnisnya.

Jika pelaku usaha menggunakan jenis QRIS MPM Statis, maka mereka bisa meletakkannya di tempat strategis seperti meja kasir atau depan gerai. Sementara itu, jika pelaku usaha menggunakan jenis QRIS MPM Dinamis atau QRIS CPM, maka mereka harus memastikan bahwa gawai yang digunakan bisa beroperasi dengan lancar.

5. Integrasi dengan Sistem Bisnis

Hubungkan QRIS dengan sistem pembukuan dan manajemen keuangan bisnis untuk memperudah pelacakan transaksi dan analisis.

Apakah QRIS Ada Biaya Admin?

Meski bermanfaat sebagai metode pembayaran yang praktis, QRIS tidak bisa digunakan secara cuma-cuma. Pelaku usaha yang ingin memanfaatkan QRIS harus membayar biaya layanan atau biaya admin QRIS yang disebut Merchant Discount Rate (MDR).

Sekadar informasi, MDR adalah biaya jasa yang dikenakan PJSP kepada merchant untuk setiap transaksi QRIS. Biaya tersebut kemudian disalurkan kepada industri pembayaran yang meliputi lembaga issuer, lembaga acquirer, ASPI, dan Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN).

Biaya ini dipatok berdasarkan persentase per nilai transaksi. Hanya saja, persentase tersebut berbeda-beda antar pelaku usaha, tergantung dengan skala dan bidang usahanya. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah rincian biaya MDR yang efektif mulai 1 Juli 2023.

1. Biaya QRIS untuk Merchant Reguler

  1. Usaha mikro: 0% untuk transaksi di bawah Rp100.000 dan 0,3% untuk transaksi di atas Rp100.000
  2. Usaha kecil, usaha menengah, dan usaha besar: 0,7% untuk setiap transaksi.

2. Biaya QRIS untuk Merchant Khusus

  1. Layanan pendidikan: 0,6% dari nilai transaksi
  2. PSBU, BLU, dan PSO: 0,4%
  3. Government to People atau People to Government: 0%

Apakah Ada Komponen Biaya QRIS Lain?

Sejatinya, pelaku usaha tidak akan dikenakan biaya tambahan lain jika melakukan daftar QRIS langsung ke PJSP. Namun, apabila mereka daftar QRIS ke layanan merchant aggregator, maka mereka juga dikenakan biaya tambahan berupa biaya penyelesaian transaksi (settlement) yang dipungut per transaksi.

Layanan merchant aggregator InteractiveQRIS, misalnya, mematok biaya admin settlement sebesar Rp2.000 untuk transaksi dengan nilai Rp25.000 hingga Rp49.999 khusus untuk BCA, BRI, dan Bank Mandiri. Namun, layanan tersebut akan membebankan biaya admin settlement sebesar Rp3.000 untuk setiap transaksi di atas Rp50.000.

Untuk memahami perhitungan biaya admin dan biaya settlement QRIS dengan lebih baik, mari simak ilustrasi berikut.

Anggap saja Tuan A berbelanja ke sebuah gerai ritel ternama dengan nilai transaksi Rp100.000 melalui QRIS. Pada saat ini, gerai ritel tersebut diketahui menggunakan layanan merchant aggregator dan memiliki usaha berskala besar.

Berdasarkan informasi tersebut, maka biaya yang perlu dibayarkan gerai tersebut adalah sebagai berikut:

Total Biaya Transaksi QRIS = Biaya MDR + Biaya Settlement

Total Biaya Transaksi QRIS = (0,7% * Rp100.000) + Rp3.000

Total Biaya Transaksi QRIS = Rp700 + Rp3.000

Total Biaya Transaksi QRIS = Rp3.700

Dengan demikian, maka gerai perlu membayar biaya QRIS sebesar Rp3.700 yang dipotong dari nilai transaksi Tuan A. Hadirnya komponen biaya tersebut membuat uang yang diterima gerai menjadi Rp96.300.

Apa Saja Manfaat QRIS bagi Merchant?

QRIS adalah sebuah inovasi yang tak hanya mempercepat proses transaksi tetapi juga memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha. Lantas, apa saja manfaat-manfaat QRIS yang bisa dirasakan pelaku usaha?

1. Transaksi Cepat

Dalam pembayaran tunai, pelaku usaha atau merchant biasanya menghadapi satu masalah yang kerap membuat transaksi menjadi lama, yakni ketiadaan uang kembalian. Mereka biasanya menghabiskan waktu lama untuk mencari atau menghitung uang kembalian sehingga pelanggan pun harus menunggu hanya demi menyelesaikan transaksi.

Namun, dengan memanfaatkan QRIS, pelaku usaha hanya perlu menyediakan atau memindai satu kode QR saja ke konsumen. Proses pemindaian pun hanya memakan waktu hitungan detik saja dan tidak mengharuskan pelaku usaha untuk menyiapkan uang kembalian.

Alhasil, proses transaksi bisa cepat rampung dan antrean pembayaran pelanggan berkurang signifikan.

2. Efisiensi Operasional

Transaksi QRIS tidak hanya membantu mempercepat proses transaksi namun juga memperingkas proses pencatatan transaksi.

Hal ini bisa terjadi karena seluruh riwayat transaksi QRIS akan tertera di catatan pelaku usaha secara otomatis. Akibatnya, mereka pun tak perlu lagi memverifikasi atau mengidentifikasi transaksi secara manual. Keunggulan ini juga memungkinkan pelaku usaha untuk melacak pendapatan secara harian, mingguan, atau bulanan dengan lebih akurat.

Menariknya, pelaku usaha juga bisa mengintegrasikan seluruh catatan transaksi QRIS dengan software bisnis.

3. Memperluas Cakupan Potensi Pasar

Pembayaran nontunai adalah metode pembayaran yang makin digemari di Indonesia. Oleh karenanya, pelaku usaha juga perlu menyediakan alternatif pembayaran QRIS kepada pelanggan yang merasa lebih nyaman bertransaksi nontunai.

Semakin banyak metode pembayaran yang disediakan pelaku usaha, maka semakin besar pula kesempatan mereka untuk menjangkau konsumen potensial.

4. Meningkatkan Profitabilitas

Biaya admin QRIS terbilang tidak tinggi, yakni berkisar antara 0% hingga 0,7% untuk usaha berskala mikro hingga besar. Rendahnya biaya tersebut diharapkan bisa membuat pelaku usaha untuk meningkatkan profitabilitasnya.

5. Tingkat Keamanan Tinggi

QRIS dirancang dengan tingkat keamanan yang tinggi. Seluruh informasi transaksi disimpan secara terenkripsi sehingga pelaku usaha bisa terhindar dari potensi risiko seperti pencurian atau penipuan.

Di samping itu, sebagai salah satu alat pembayaran nontunai, QRIS juga bisa membantu pelaku usaha untuk mengelak dari risiko yang kerap muncul dalam transaksi tunai, misalnya transaksi menggunakan uang palsu.

Apa Saja Manfaat QRIS bagi Konsumen?

Selain bagi pelaku usaha, pembayaran QRIS juga memiliki manfaat bagi konsumen, di antaranya adalah:

1. Pembayaran Anti Repot

Berkat QRIS, pelanggan kini dapat melakukan pembayaran hanya dengan bermodal ponsel yang terhubung dengan jaringan internet. Akibatnya, mereka tak perlu lagi menyiapkan uang tunai ketika ingin bertransaksi dengan sebuah merchant.

2. Pembayaran Cepat

Pelanggan hanya tinggal memindai atau menyediakan kode QRIS ketika bertransaksi sehingga proses pembayaran bisa dilakukan lebih cepat.

3. Pembayaran Fleksibel

Pembayaran nontunai melalui kartu debit atau kredit biasanya memiliki nominal minimal transaksi. Akibatnya, pelanggan tidak bisa membayar melalui dua tipe kartu tersebut jika nilai transaksinya di bawah ambang batas minimum transaksi.

Untungnya, QRIS memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran paling kecil Rp1 hingga maksimal sebesar Rp20 juta. Akibatnya, pelanggan pun bisa memanfaatkan metode pembayaran nontunai tersebut untuk transaksi bernilai mini.

Payment Gateway Aspire Menyediakan Pembuatan Metode Bayar QRIS untuk Bisnis

Jika Anda adalah pelaku usaha yang menginginkan proses pembayaran cepat, maka Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan QRIS sebagai salah satu metode pembayaran bagi bisnis Anda.

Sekarang, yang Anda perlu lakukan adalah memilih provider atau penyedia terbaik yang dapat memudahkan Anda dalam memahami cara membuat QRIS dengan singkat agar dapat segera Anda gunakan sebagai metode pembayaran.

Dalam hal ini, Aspire hadir sebagai solusi pembayaran yang lengkap untuk memenuhi kebutuhan bisnis Anda.

Sebagai penyedia layanan Payment Gateway terbaik di Indonesia, Aspire menyajikan kemudahan pembuatan QRIS untuk bisnis Anda, serta lebih dari 26 opsi pembayaran lainnya yang mencakup transfer bank, kartu kredit dan debit, E-wallet, hingga pembayaran retail melalui Indomaret dan Alfamart. Dengan menggunakan Aspire, Anda tidak perlu khawatir, karena Anda akan merasakan kemudahan integrasi dan penggunaan yang efisien, sekaligus fitur verifikasi pembayaran otomatis yang dapat memastikan proses pembayaran lebih cepat dan mudah.

Sistem Aspire yang dapat terintegrasi dengan berbagai software akuntansi juga akan sangat memudahkan Anda mengoperasikan keuangan bisnis, sehingga Anda dapat lebih fokus ke pengembangan bisnis secara keseluruhan.

Aspire juga menghadirkan layanan bantuan yang responsif 24/7, siap membantu Anda mengatasi segala kendala atau pertanyaan seputar penggunaan sistem pembayaran.

BAGIKAN ARTIKEL INI
Ekky Pramana
adalah seorang penulis berpengalaman yang mengkhususkan diri dalam bidang keuangan dan manajemen bisnis. Dengan pengalaman menulisnya di Tech in Asia, Teknoverso, dan berbagai penerbit lainnya, dia menggunakan keahliannya di pasar untuk memberdayakan dan mendidik para pendiri pemula dalam mengelola bisnis mereka dengan lebih baik.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales