Pembayaran
December 16, 2024

Merchant Discount Rate (MDR) Adalah Tarif bagi Merchant, Ini Penjelasannya

Ditulis oleh
Galih Gumelar
Terakhir diubah pada
December 16, 2024

Merchant discount rate (MDR) adalah biaya yang harus Anda perhitungkan saat menerima pembayaran dari pelanggan. MDR merupakan salah satu biaya yang menjadi tanggungan merchant atau pelaku bisnis, sehingga Anda perlu memperhitungkannya saat menentukan harga atau menerima pembayaran dari pelanggan.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut apa itu merchant discount rate dan pengaruhnya untuk bisnis. Anda juga akan mengetahui bagaimana contoh penerapan MDR dan berapa tarifnya secara umum pada pembahasan berikut ini.

Apa Itu Merchant Discount Rate?

Merchant discount rate (MDR) adalah biaya yang harus dibayar oleh pemilik bisnis atau merchant kepada penyedia layanan pembayaran atas tiap transaksi nontunai yang terjadi. Dengan kata lain, MDR adalah biaya administrasi yang ditanggung oleh merchant ketika pelanggan membayar secara nontunai.

Lalu, bagaimana penerapan MDR dalam transaksi?

Misalnya merchant Anda dikenai tarif MDR 1% untuk setiap transaksi via kartu debit. Kemudian, terdapat seorang pembeli yang membayar Rp1 juta  menggunakan kartu tersebut dan Anda pun memproses pembayarannya melalui mesin Electronic Data Capture (EDC).

Ketika transaksi dinyatakan sukses, penyedia layanan pembayaran mesin EDC akan memotong 1% dari transaksi yang masuk, yaitu Rp10.000. Sehingga, uang yang masuk ke rekening Anda adalah Rp990.000.

Namun, biaya MDR bukanlah sekadar biaya kompensasi pelaku usaha atas jasa yang diberikan penyedia layanan pembayaran. Bagi penyedia jasa pembayaran, biaya ini akan dimanfaatkan untuk pemeliharaan jaringan dan infrastruktur pembayaran demi menunjang proses transaksi nontunai yang semakin lancar. 

Pengaruh Merchant Discount Rate untuk Bisnis

Merchant discount rate memberikan pengaruh yang cukup signifikan untuk bisnis, terutama jika bisnis Anda sering menerima pembayaran nontunai. Berikut beberapa pengaruh biaya MDR untuk bisnis yang perlu Anda ketahui.

1. Keuntungan Bersih Bisnis

Sebagai biaya yang menjadi tanggungan merchant, MDR dapat memengaruhi keuntungan bersih bisnis Anda. Semakin tinggi biaya MDR dan nominal transaksi, maka semakin berkurang keuntungan bersih yang Anda dapat. Dan sebaliknya, semakin rendah biaya MDR maka semakin besar keuntungan bersih bisnis Anda.

Meskipun metode pembayaran nontunai mengandung biaya MDR yang dapat mengurangi keuntungan bersih, namun opsi pembayaran ini masih tetap menguntungkan bisnis. Transaksi nontunai kini menjadi favorit banyak orang karena simpel dan cepat, sehingga memudahkan pelanggan saat bertransaksi di merchant Anda. Semakin banyak pelanggan yang bertransaksi dengan Anda, maka semakin besar pula potensi pendapatan yang bisa Anda raup.

Selain itu, Anda juga bisa memilih penyedia layanan dengan tarif MDR yang kompetitif agar keuntungan bisnis tetap terjaga.

2. Penyediaan Metode Pembayaran ke Pelanggan

MDR adalah salah satu faktor yang perlu Anda perhatikan dalam memilih metode penerimaan pembayaran dari pelanggan. Anda dapat mengutamakan metode pembayaran atau penyedia layanan yang memberikan tarif MDR rendah agar biaya tersebut tidak menggerus keuntungan Anda secara signifikan. 

Sebagai alternatif lain, Anda juga bisa mengutamakan metode pembayaran yang memiliki banyak pengguna, terutama pelanggan potensial bagi pada bisnis Anda. Dengan begitu, nilai transaksi akan meningkat dan Anda bisa tetap menjaga margin bisnis.

Selain itu, Anda bisa bekerja sama dengan penyedia layanan untuk memberikan promo atau penawaran khusus kepada pengguna. Misalnya memberikan harga spesial untuk pemegang kartu kredit dari bank tertentu sehingga meningkatkan transaksi.

Tarif Merchant Discount Rate

Perlu Anda pahami bahwa tarif MDR berbeda-beda tergantung kategori merchant, nilai transaksi, dan metode pembayaran yang Anda gunakan. 

Untuk metode pembayaran melalui QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard) dan uang elektronik chip-based, penetapan tarif MDR ditentukan oleh Bank Indonesia (BI). Kendati demikian, BI sebagai regulator pembayaran tidak mengambil bagian dari biaya MDR. Biaya MDR QRIS langsung ditujukan kepada lembaga issuer, lembaga acquirer, lembaga switching, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), dan Penyelesaian Transaksi Elektronik Nasional (PTEN).

Sedangkan untuk metode pembayaran lain seperti kartu debit dan kredit melalui mesin EDC, tarif MDR ditentukan oleh bank penerbit atau pemilik layanan pembayaran.

Untuk lebih jelasnya, berikut tarif MDR untuk kartu debit dan kredit, uang elektronik, serta QRIS.

1. Tarif MDR Kartu Debit dan Kredit

Tarif merchant discount rate untuk transaksi menggunakan kartu debit dan kredit di mesin EDC bervariasi mulai dari 0,15% hingga 2%. Biaya MDR ini tergantung dengan jenis kartu yang digunakan dan kesepakatan antara penyedia layanan dengan merchant.

2. Tarif MDR pada Uang Elektronik Chip-Based

Uang elektronik chip-based adalah alat pembayaran berbentuk media elektronik berupa kartu yang memiliki nilai uang. Beberapa contoh uang elektronik chip-based adalah kartu Flazz dari BCA, e-Money dari Mandiri, Brizzi dari BRI, dan TapCash dari BNI.

Bank Indonesia menentukan perhitungan tarif MDR untuk uang elektronik chip-based dengan dua skema. Skema pertama adalah tarif MDR sebesar 0,5% untuk transaksi reguler. Sedangkan skema kedua sebesar 0% untuk transaksi G2P (Government to People) atau P2G (People to Government) seperti bantuan sosial, pembayaran pajak, paspor, dan donasi.

3. Tarif MDR pada QRIS

Bank Indonesia menentukan tarif MDR untuk transaksi menggunakan QRIS berdasarkan jenis merchant dan kategori usaha. Berikut rincian tarif MDR pada QRIS.

Jenis Merchant Kategori Tarif MDR
Reguler Usaha Mikro (UMI) Transaksi lebih kecil sama dengan Rp100.000 = 0%
Transaksi lebih besar dari Rp100.000 = 0,3%
Usaha Kecil (UKE), Usaha Menengah (UME), dan Usaha Besar (UBE) 0.7%
Khusus Layanan Pendidikan 0.6%
SPBU, BLU, PSO 0.4%
Government to People (G2P) dan People to Government (P2G) 0%

Gunakan Payment Gateway Aspire untuk Tarif Transaksi Transparan

Memiliki berbagai pilihan pembayaran akan menjadi kelebihan tersendiri bagi bisnis. Pelanggan akan lebih senang bertransaksi dengan merchant yang menyediakan metode pembayaran sesuai kebutuhan mereka. Sementara bagi pelaku bisnis, semakin banyak metode pembayaran yang mereka tawarkan, maka semakin besar pula peluang mereka menjaring pelanggan potensial.

 Jika Anda berencana untuk menambah metode pembayaran bagi bisnis, maka Anda dapat menggunakan Payment Gateway Aspire dalam mengelola penerimaan pembayaran dari pelanggan.

Payment Gateway Aspire memudahkan Anda dalam menerima pembayaran pelanggan dari lebih dari 26 metode pembayaran. Anda akan menghemat lebih banyak waktu dengan adanya verifikasi pembayaran otomatis. 

Dan yang terpenting, Aspire menawarkan layanan dengan tarif yang transparan untuk bisnis Anda. Tidak akan ada biaya tersembunyi yang harus Anda bayar di kemudian hari karena Anda hanya perlu membayar biaya per transaksi sukses. Dengan penetapan biaya yang sederhana dan transparan, Anda pun bisa meningkatkan dan memproyeksi margin keuntungan dari bisnis Anda.

Selain Payment Gateway, Anda juga bisa memanfaatkan berbagai layanan dari Aspire seperti Rekening Bisnis, API Payout, dan Kartu Pembayaran Korporat. Ingin tahu lebih lanjut? Hubungi tim kami sekarang!

BAGIKAN ARTIKEL INI
Galih Gumelar
adalah penulis ulung dengan spesialisasi di makroekonomi, bisnis, keuangan, dan politik. Berbekal pengalaman menulis di CNN Indonesia, The Jakarta Post, dan organisasi kenamaan lainnya, Galih menggunakan keahliannya dalam menulis wawasan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memulai usaha.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales