KEMBALI KE BLOG

Gaji Kotor Adalah: Pengertian dan Cara Menghitungnya

Ditulis oleh
Galih Gumelar
Terakhir diubah pada
September 10, 2024

Gaji kotor adalah salah satu komponen yang harus perusahaan masukkan dalam perhitungan gaji karyawan. Proses penggajian karyawan sendiri memerlukan perhitungan yang tepat dan akurat. Karena itu, perusahaan perlu memahami apa saja komponen yang mempengaruhi gaji karyawan dan bagaimana cara menghitungnya. 

Artikel ini akan mengulas tentang apa itu gaji kotor dan komponen di dalamnya. Anda juga akan menemukan bagaimana cara menghitung gaji kotor beserta contoh perhitungannya pada pembahasan berikut.

Apa Itu Gaji Kotor (Gross Salary)?

Gaji kotor adalah total seluruh pendapatan karyawan dalam bentuk tunai sebelum dikurangi dengan potongan seperti pajak penghasilan (PPh) dan sejumlah potongan dan iuran BPJS. Namun, seluruh pendapatan yang tertera tidak termasuk benefit nontunai dan kontribusi perusahaan atas iuran jaminan sosial dan pensiun karyawan.

Karena berupa total seluruh pendapatan, nominal gaji kotor biasanya menjadi nominal paling tinggi pada slip gaji. Namun, nominal tersebut bukanlah gaji yang dibawa pulang oleh karyawan atau take home pay (THP). Perusahaan akan mengurangi gaji kotor tersebut dengan potongan-potongan kemudian menghasilkan gaji bersih atau THP.

Lebih lanjut, gaji kotor umumnya juga dikenal sebagai gross salary atau gaji gross.

Perbedaan Gross dan Net Salary

Gaji kotor atau gross salary adalah istilah yang kerap dihubungkan dengan gaji bersih atau net salary. Keduanya merupakan konsep yang berbeda, namun saling terkait dalam perhitungan gaji karyawan. Lalu, apa perbedaan gaji kotor dan gaji bersih?

Seperti pada penjelasan sebelumnya, gaji kotor adalah total pendapatan karyawan atas hasil kerjanya baik berupa uang maupun benefit. Perusahaan akan menjumlahkan semua pendapatan karyawan, termasuk tunjangan dan benefit, pada periode tertentu. Umumnya perusahaan menerapkan periode bulanan dalam sistem penggajian di Indonesia.

Sementara itu, gaji bersih (net salary) adalah pendapatan karyawan yang sudah dikurangi dengan potongan. Gaji bersih menghitung gross salary kemudian menguranginya dengan total potongan karyawan pada bulan tersebut. Potongan tersebut dapat berupa PPh, iuran BPJS, dan denda keterlambatan.

Contohnya, Ani mendapat gaji kotor dari perusahaan sebesar Rp7.000.000. Dari gaji kotor tersebut, perusahaan akan mengurangi dengan total potongan Rp1.000.000. Maka gaji akhir yang Ani terima pada bulan tersebut adalah Rp6.000.000.

Komponen dalam Gaji Kotor

Dalam menghitung gaji kotor, terdapat beberapa komponen yang perusahaan gunakan untuk menentukan nominalnya. Secara umum, berikut komponen-komponen dalam perhitungan gaji kotor:

1. Gaji Pokok

Komponen pertama adalah gaji pokok, yaitu pendapatan yang menjadi dasar pada perhitungan penghasilan seorang karyawan. Gaji pokok adalah jumlah upah tetap yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan. Pemberian gaji pokok oleh perusahaan biasanya berdasarkan posisi dan kesepakatan antara karyawan dengan perusahaan.

Gaji pokok menjadi komponen utama dalam perhitungan gaji karyawan, termasuk gaji kotor. Nominal gaji kotor tetap sama setiap bulannya, kecuali jika ada penyesuaian seperti kenaikan gaji di awal tahun.

2. Tunjangan

Komponen gaji kotor yang kedua adalah tunjangan, yaitu tambahan penghasilan karyawan di luar gaji pokok. Tujuan pemberian tunjangan oleh perusahaan adalah untuk menyejahterakan karyawan dan menarik minat calon karyawan. 

Tunjangan karyawan terbagi menjadi dua, yaitu tunjangan tetap dan tidak tetap. Tunjangan tetap adalah tunjangan yang selalu karyawan dapatkan setiap bulannya. Sementara itu, tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang karyawan dapatkan pada waktu dan kondisi tertentu.

Contoh tunjangan karyawan:

  1. Tunjangan transportasi
  2. Tunjangan anak dan istri
  3. Tunjangan makan
  4. Tunjangan Hari Raya (THR)

3. Benefit Karyawan

Benefit karyawan adalah fasilitas yang perusahaan berikan kepada karyawan bukan dalam bentuk uang. Meskipun tidak langsung berupa uang, benefit tersebut memiliki nilai ekonomis dan dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan. 

Berikut beberapa contoh benefit karyawan:

  1. Akomodasi tempat tinggal
  2. Program pensiun
  3. Program pelatihan dan pengembangan diri

4. Pendapatan Lainnya

Selain gaji pokok dan tunjangan, karyawan juga bisa mendapatkan pendapatan lainnya yang masih berhubungan dengan pekerjaan. Berikut beberapa contoh pendapatan lain yang mungkin karyawan dapatkan:

  1. Uang lembur
  2. Bonus dari kinerja
  3. Komisi proyek
  4. Komisi penjualan
  5. Dividen saham

Cara Menghitung Gaji Kotor

Dari komponen-komponen di atas, perusahaan dapat menghitung gaji kotor karyawan. Cara menghitung gaji kotor cukup sederhana, yaitu dengan menambahkan semua komponen pendapatan karyawan.

Berikut rumus menghitung gaji kotor (gross salary):

Gaji kotor = Gaji Pokok + Tunjangan + Benefit + Pendapatan Lainnya

Dari rumus tersebut, Anda tinggal menambahkan nominal pada masing-masing komponen. Nominal komponen tersebut akan berbeda pada masing-masing karyawan, tergantung dengan jumlah gaji pokok dan perhitungan pendapatan lainnya.

Contoh Perhitungan Gaji Kotor

Dalam sebulan, Ani menerima gaji pokok sebesar Rp7.000.000. Lalu pada bulan ini, Ani menerima pendapatan lain sebagai berikut:

  1. Tunjangan transportasi: Rp500.000
  2. Tunjangan komunikasi: Rp500.000
  3. Bonus kinerja: Rp1.000.000
  4. Uang lembur: Rp300.000

Lantas, berapa nilai gross salary yang diterima Ani pada bulan ini?

Kalkulator Gaji Kotor

Gaji kotor = Gaji Pokok + Tunjangan + Benefit + Pendapatan Lainnya

= Rp7.000.000 + Rp500.000 + Rp500.000 + Rp1.000.000 + Rp300.000

= Rp9.300.000

Dari perhitungan di atas, dapat Anda lihat bahwa nominal gaji kotor Ani adalah Rp9.300.000. Nominal tersebut belum dikurangi dengan potongan yang jumlahnya berdasarkan ketentuan perusahaan dan aturan pemerintah. Untuk gaji bersih yang Ani dapatkan, perusahaan akan mengurangi gaji kotor tersebut dengan jumlah potongan di bulan ini.

Kelola Gaji Karyawan Lebih Efisien dengan Aspire

Perhitungan gaji karyawan merupakan hal yang perlu Anda lakukan dengan cermat dan akurat. Kesalahan perhitungan bisa menghasilkan nominal gaji yang keliru dan dapat merugikan karyawan maupun perusahaan. Untuk itu, Anda dapat mengelola gaji karyawan dengan lebih efisien  dengan fitur Bulk Payment Aspire.

Dengan Bulk Payment Aspire, Anda bisa melakukan transfer uang massal secara berjadwal, serentak, dan otomatis. Akibatnya, Anda tak perlu melakukan proses manual dalam mengirim pembayaran gaji ke karyawan Anda. Selain itu, Bulk Payment juga membantu Anda mengirimkan gaji karyawan secara tepat waktu.

Tak cuma membantu pembayaran gaji karyawan, Bulk Payment Aspire juga bisa Anda gunakan untuk proses pembayaran lainnya, seperti pembayaran kepada vendor.

Selain mengelola payroll, Anda juga dapat menggunakan Aspire untuk mengelola, memproses, dan menyetujui proses reimbursement dengan mudah dan cepat. Hal ini tentunya akan memudahkan tugas sekaligus menghemat waktu Anda.

Aspire juga memudahkan perusahaan Anda dalam menerima pembayaran dari berbagai metode pembayaran secara cepat dan otomatis melalui Payment Gateway. Anda pun dapat memantau dan mengontrol transaksi perusahaan secara real-time. 

Ingin tahu apa lagi yang dapat Aspire lakukan untuk membantu perkembangan bisnis Anda? Hubungi kami sekarang!

▶️  Watch Video
Tentang Penulis
Galih Gumelar
adalah penulis ulung dengan spesialisasi di makroekonomi, bisnis, keuangan, dan politik. Berbekal pengalaman menulis di CNN Indonesia, The Jakarta Post, dan organisasi kenamaan lainnya, Galih menggunakan keahliannya dalam menulis wawasan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memulai usaha.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales