Perusahaan: Marketplace B2B untuk Supply Perlengkapan Industri dan Bisnis
Eezee didirikan pada tahun 2016, sebagai marketplace B2B berskala regional yang menyediakan supply perlengkapan industri atau bisnis, dan bertujuan untuk membuat proses procurement menjadi lebih efisien. Marketplace ini menyajikan akses ke berbagai brand serta produk, agar pembelinya bisa dengan mudah membanding-bandingkan barang dan supplier yang dibutuhkan. Pada tahun 2022, Eeeze telah beroperasi di Singapura, Malaysia dan Indonesia, dengan rencana untuk melebarkan sayap ke negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Tantangan: Apa Saja Kesulitan yang Ingin Diatasi oleh Eeze?
#1 Sulitnya mengelola invoice dalam jumlah besar
Sebagai B2B Marketplace dengan lebih dari 1.500 koneksi supplier, Eezee menghadapi tantangan besar untuk memfasilitasi pembayaran masing-masing supplier secara tepat waktu. Selain sulit untuk dilacak, tim finance juga harus meng-input masing-masing transaksi secara manual ke master spreadsheet. Di saat-saat awal perusahaan ini baru berdiri, hal ini masih mungkin dilakukan. Namun lama kelamaan, proses tersebut menjadi semakin memakan waktu, hingga berjam-jam dalam seminggu.
Proses manual juga rawan mengalami human error. Pada beberapa kasus, ada invoice yang terlewat atau salah bayar. Saat tiba waktunya untuk tutup buku di akhir bulan, masalah-masalah kecil tersebut akan menghambat produktivitas tim secara signifikan.
#2 Biaya transfer yang terus meningkat disertai banyaknya karyawan di pasar luar negeri
Sebelumnya, dengan jumlah tim yang lebih kecil, mendelegasikan pembelanjaan perusahaan untuk pembelian tertentu relatif mudah. Tapi dengan anggota tim Eezee yang terus bertambah di Singapura, Indonesia dan Malaysia, hal tersebut menjadi lebih menantang.
Karyawan di berbagai departemen merasa kesulitan untuk melakukan pembelian karena mereka tidak memiliki akses ke kartu perusahaan mereka sendiri. Eezee juga segera merasakan beban keuangan yang muncul karena volume pembayaran internasional yang lebih tinggi karena biaya valuta asing yang mahal akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Hal ini berdampak besar pada keuntungan mereka.
#3 Manajemen pengeluaran yang tidak terkoneksi
Untuk kegiatan bisnis yang padat logistik seperti Eezee, kegiatan sourcing, onboarding dan pengelolaan supplier merupakan makanan sehari-hari yang harus dihadapi oleh timnya. Untuk memastikan mereka dapat menjaga inventaris yang sehat di lokasi, tim Eezee melakukan pembayaran ke supplier secara rutin – termasuk pembayaran dengan mata uang asing (forex) ke sejumlah supplier di luar negeri. Selain itu, mereka menggunakan platform yang berbeda untuk mengatur pengeluaran karyawan yang mendukung kegiatan operasional mereka sehari-hari, mulai dari berlangganan layanan SaaS hingga biaya transportasi.
Penggunaan aplikasi yang berbeda untuk pembayaran supplier dan pembelanjaan karyawan menimbulkan masalah keuangan internal, karena tidak adanya solusi yang tersentralisasi untuk membantu melacak pengeluaran melalui satu pintu.