Perusahaan: Co-Living Terkemuka di Asia
Diluncurkan pada tahun 2016, Hmlet merevolusi industri real estate melalui konsep hunian yang fleksibel. Saat ini, Hmlet memiliki lebih dari 1.500 kamar dan properti siap huni di Singapura, Tokyo, dan Hong Kong. Tim Hmlet didorong oleh misi mereka untuk mengembangkan hunian tradisional melalui inovasi kontinu dan community-building.
Tantangan: Masalah apa yang dihadapi Hmlet?
#1 Pemrosesan pembayaran yang memakan waktu
Sebagai operator co-living terbesar, Hmlet memiliki portofolio lebih dari 1.500 properti, dengan rencana untuk terus bertambah. Tentu saja, bisnis ini memiliki sisi permintaan dan penawaran. Di sisi penawaran bisnis (tuan tanah/pemilik bangunan), pembayaran dilakukan setiap bulan, terlepas dari penggunaan properti tersebut. Untuk tujuan ini, pembayaran dilakukan setiap bulan - dan masing-masing dilengkapi dengan rangkaian dokumen, proses persetujuan, dan persyaratan pembayaran.
Ada beberapa hambatan yang harus dilewati tim Hmlet untuk setiap pembayaran - mengejar tanda terima, persetujuan, hingga melakukan pembayaran di platform berbeda. Ulangi terus untuk lebih dari 100 pembayaran per bulannya. Huff, mendengarnya saja sudah melelahkan. Selain itu, bank juga mengenakan biaya transfer untuk pembayaran yang dilakukan.
#2 Pengeluaran kartu kredit tak terkendali
Untuk mengurus pertumbuhan regional mereka, Hmlet memiliki lebih dari 80 karyawan yang tersebar di berbagai divisi - keuangan, sales, HR, IT, dan marketing. Walaupun begitu, mereka harus berbagi satu kartu kredit untuk semua pengeluaran mereka.
Manajemen biaya menjadi rumit karena setiap divisi memiliki tujuan pengeluaran berbeda untuk mendukung operasional Hmlet.
Akibatnya, tim keuangan Hmlet ditugaskan untuk mengontrol semua langganan SaaS dan iklan berbayar sesuai permintaan departemen IT dan marketing. Pengeluaran lain, seperti kebutuhan kantor dan tagihan utilitas harus dibayar dari kantong karyawan. Mereka lalu harus mengajukan klaim dan menunggu reimbursement di akhir bulan.
Hal ini menjadi semakin rumit. Karyawan tidak memiliki otonomi atas anggaran divisi mereka sendiri. Kartu kredit yang mereka andalkan juga tidak memiliki limit ataupun kunci pembelanjaan—menyebabkan kurangnya kejelasan anggaran untuk berbagai kategori pembelanjaan.
#3 Kurangnya insight finansial untuk setiap cabang Hmlet
Hambatan Hmlet akibat penggunaan kartu kredit bersama antara departemen dan anak perusahaan tidak berhenti di situ. Saat mereka ingin meningkatkan laju pertumbuhan mereka dalam industri real estate, mereka kekurangan insight akan kegiatan finansial mereka.
Kemana perbelanjaan terbesar mereka? Bagaimana status pengeluaran untuk setiap divisi saat ini? Cara mereka mengelola pengeluaran tidak dapat memberi jawaban yang mereka butuhkan.
Solusi: Optimalkan Pembayaran dengan Aspire BillPay Automation & Alokasi Anggaran dengan Kartu Karyawan
#1 Aspire BillPay menghemat waktu dan biaya dengan otomatisasi
Untuk memfasilitasi frekuensi kebutuhan pembayaran mereka yang tinggi, Hmlet beralih ke solusi manajemen hutang Aspire BillPay untuk otomatisasi pembayaran massal. Dengan fitur bulk payment, mereka dapat memproses 50 tagihan tanpa biaya dan instan dalam 1 klik.
Dengan automasi, tim keuangan Hmlet menghemat banyak jam kerja untuk pengolahan pekerjaan manual dan dapat fokus akan aktivitas problem solving untuk membantu Hmlet menguatkan pijakan mereka di pasar real estate Asia Tenggara yang kompetitif.
#2 Memberikan karyawan otoritas pembelanjaan dengan kartu Aspire
Dengan Aspire, Hmlet dapat mendelegasikan purchasing power’ kepada karyawan berwenang dengan menerbitkan 12+ kartu Aspire di berbagai divisi. Semua pembelanjaan langsung dikategorikan dengan mudah - langganan SaaS, pembayaran iklan, pengeluaran kantor, dan lainnya. Pembayaran mudah dan cepat tanpa harus menggunakan dana pribadi ataupun menunggu pemrosesan oleh tim keuangan.
Fitur yang membedakan Aspire adalah limit pengeluaran yang dapat disesuaikan sewaktu-waktu. Dengan ini, Hmlet dapat mengalokasikan otonomi pembelanjaan tanpa khawatir akan overspending dan tanpa melepas kendali atas anggaran dana perusahaan.
#3 Informasi terpusat dan insight atas finansial cabang perusahaan
Hmlet membuka tiga Akun Aspire untuk setiap cabang perusahaannya. Dengan ini, mereka memiliki akses dan visibilitas akan pengeluaran dan status finansial real-time untuk setiap cabang, hingga laporan transaksi pembelian terkini mereka.
Meskipun mereka memiliki banyak akun, Hmlet dapat mengakses semuanya melalui satu dasbor. Semua laporan keuangan dapat diakses dari satu tempat untuk memberikan insight yang bermakna. Hal ini berperan penting bagi tim manajemen untuk menyusun strategi dan mengoptimalkan peluang bisnis di Asia Tenggara.