KEMBALI KE BLOG

Dari FOMO jadi ROI: 5 Kesalahan Umum Pemborosan Bisnis dalam Pengeluaran Marketing serta Solusinya

Ditulis oleh
Ekky Pramana
Terakhir diubah pada
March 14, 2024

Marketing adalah pilar yang penting untuk pertumbuhan semua bisnis. Di sisi lain, marketing bisa jadi pengeluaran yang terbesar yang akan terus membengkak seiring bisnis bertumbuh. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk mencari cara memanfaatkan anggaran dan bujet marketing sebaik mungkin. Kenyataannya, banyak bisnis yang kehilangan uang setiap harinya karena strategi marketing yang tidak efektif, yang menyebabkan mereka gagal untuk terhubung dengan audiens dan prospek–sehingga ada opportunity cost yang besar dari potensi penjualan yang hilang.

Di artikel ini, kita akan membahas beberapa kesalahan umum yang dilakukan perusahaan dalam menerapkan strategi marketing serta berbagai tip praktikal yang bisa membantu bisnis anda menghindari hilangnya uang dari strategi yang tidak efektif. Dengan menggunakan pendekatan yang tepat, bisnis bisa memperbaiki ROI dan mengembangkan revenue tanpa “membakar uang” secara cuma-cuma.

#1 Penargetan yang buruk

Penargetan yang buruk dalam marketing bisa jadi mahal untuk bisnis dalam berbagai aspek, seperti sumber daya dan kesempatan yang terbuang cuma-cuma, serta reputasi brand yang buruk.

Ketika perusahaan gagal mengidentifikasi dan menemukan audiens yang tepat, bisnis memiliki risiko membuang uang lewat strategi marketing yang tidak terkonversi menjadi penjualan maupun strategi yang gagal menghasilkan ROI yang positif.

#2 Desain dan UX situs web yang buruk

Jika website perusahaan didesain asal-asalan atau punya pengalaman pengguna (<i>user experience</i>) yang buruk, hal ini bisa berdampak pada risiko hilangnya penjualan. Ini terjadi karena <i>traffic </i>yang didatangkan dari usaha <i>marketing </i>tidak bisa terkonversi secara efektif menjadi penjualan. Ada beberapa cara desain dan UX yang buruk bisa berdampak pada performa <i>marketing </i>yang buruk; seperti angka konversi dan <i>engagement </i>yang rendah, <i>bounce rate </i>yang tinggi, persepsi <i>brand </i>yang buruk, serta <i>reach </i>yang terbatas.

Jadi sudah jelas bahwa desain dan UX sebuah <i>website </i>maupun <i>landing page</i> adalah faktor kritikal yang menentukan kesuksesan sebuah strategi <i>marketing</i>. Dengan berinvestasi pada <i>website </i>dan <i>landing page</i> yang <i>user-friendly</i>, bisnis bisa meningkatkan angka konversi, mengurangi angka <i>bounce rate</i>, hingga meningkatkan persepsi <i>brand</i>.

#3 Kurangnya presensi media sosial

Media sosial adalah tool yang sangat ampuh dalam membangun brand awareness dan berinteraksi dengan konsumen. Jika bisnis tidak serius untuk membangun representasi brand yang kuat di media sosial, hal ini akan berdampak pada anggaran marketing yang terbuang sia-sia.

Pertama, media sosial adalah platform penting bagi bisnis untuk terhubung pada sasaran audiens mereka, membangun awareness dan loyalty pada brand, serta menghasilkan lead dan konversi. Tanpa adanya presensi media sosial yang aktif, bisnis berisiko kehilangan kesempatan yang berharga ini.

Kedua, media sosial adalah lanskap yang kompetitif, sehingga jika bisnis gagal meraih atensi sasaran audiens mereka, maka kompetitor mereka yang akan mengambil kesempatan ini. Maka dari itu, marketing media sosial membutuhkan pendekatan strategis yang menyeluruh, dimulai dari menciptakan konten-konten yang relevan dan konsisten hingga berinteraksi dengan pengikut secara rutin.

Tidak memberikan perhatian khusus pada media sosial akan berdampak pada pemborosan sumber daya marketing dan pada akhirnya kehilangan potensi ROI yang bisa didatangkan oleh media sosial.

#4 Menghabiskan terlalu banyak uang untuk iklan

Bisnis harus berhati-hati mengevaluasi pengeluaran iklan serta strategi penargetan mereka untuk memastikan anggaran marketing digunakan secara efektif dan untuk memaksimalkan ROI. menghabiskan terlalu banyak uang untuk pemasaran adalah kesalahan umum yang sering dilakukan bisnis, dan ini bisa merugikan perusahaan lewat berbagai cara.

Pertama, jika pemasaran dilakukan pada sasaran audiens yang tidak tepat, bisnis malah berakhir menghabiskan uang secara cuma-cuma pada audiens yang terlalu luas dan tidak tertarik pada produk dan layanan mereka.

Second, overpaying for ads can limit a business's marketing budget, leaving less room for other essential activities such as content creation or SEO.

Ketiga, anggaran yang terlalu besar untuk pemasaran bisa menyebabkan fenomena <i>ad fatigue</i>, yaitu kondisi saat iklan yang sama dipertunjukkan terlalu sering untuk kelompok audiens yang sama. Biaya akuisisi (CAC) yang tinggi akhirnya akan berdampak pada ROI yang rendah, terutama apabila biaya ini lebih tinggi daripada LTV (<i>Lifetime Value</i>) konsumen, atau penghasilan keseluruhan yang didapat dari sasaran target tersebut.

Untuk menghindari kesalahan ini, bisnis mesti hati-hati mengevaluasi sasaran iklan dan strategi pengeluarannya untuk memastikan anggaran marketing terpakai secara efektif. Hal ini bisa dilakukan lewat penargetan segmen audiens yang tepat, memantau frekuensi iklan, dan menganalisis performa iklan secara rutin untuk mengoptimalkan pengeluaran dan meningkatkan ROI.

Dengan program cashback tak terbatas kami, kartu debit virtual Aspire dapat membantu bisnis Anda lebih hemat. Dapatkan cashback hingga 5% untuk setiap belanja iklan yang Anda lakukan di Google Ads, Iklan Facebook, Iklan TikTok, dan banyak lagi. Ajukan permohonan hari ini.

#5 Tidak up-to-date dengan tren industri terkini

Gagal mengikuti tren industri terkini bisa berakibat pada pemborosan anggaran marketing. Kebiasan dan preferensi konsumen selalu berubah setiap saat, jika bisnis tidak giat dalam mengidentifikasi tren, kampanye marketing bisa saja tidak terhubung dengan konsumen potensial. Bisnis juga harus up-to-date dengan teknologi baru, channel marketing potensial, serta best practice terkini untuk tetap bersaing dengan kompetitornya.

Jika bisnis tetap tidak mau mengikuti tren industri terkini, hal ini bisa berakibat pada kurangnya inovasi pada strategi dan pertumbuhan yang stagnan. Terlalu bergantung pada strategi yang lama dapat memberikan ROI yang tidak maksimal. Bisnis juga kehilangan kesempatan berharga untuk mendapatkan konsumen baru dan mempertahan pelanggan yang telah ada.

Perusahaan yang mengedepankan inovasi dan selalu mengikuti perkembangan tren punya kemungkinan lebih baik untuk menghasilkan kampanye marketing yang lebih menarik perhatian sasaran audiens dan pada akhirnya memberikan dampak positif bagi pertumbuhan angka konsumen dan pemasukan.

Tip memotong biaya marketing dan pengeluaran iklan

Sebagai tambahan, ada beberapa langkah yang bisa diambil bisnis untuk memotong biaya pemasaran dan tetap menjaga efektivitas strategi marketing. Berikut beberapa saran yang bisa anda coba:

  • Tetapkan anggaran yang jelas: Tetapkan anggaran marketing yang jelas dan berkomitmen pada anggaran tersebut. Ini bisa membantu bisnis melakukan tracking dan memonitor pengeluaran sehingga memastikan bisnis tidak over budget.
  • Fokus pada channel yang paling menghasilkan: Identifikasi mana saja channel marketing yang menghasilkan ROI terbaik dan alokasikan sumber daya pada strategi dan channel tersebut.
  • Optimasi kampanye: Monitor kampanye secara rutin untuk mengidentifikasi hal yang dapat kamu optimalkan. Cara ini termasuk rutin melakukan review pada data dan metrik penting, mengambil keputusan berdasarkan data, dan mengoptimasi strategi yang tengah berjalan.
  • Memanfaatkan strategi marketing organik: Strategi seperti konten, SEO, email marketing, dan manajemen media sosial adalah strategi efektif yang bisa dilakukan untuk menghasilkan lead dan konversi tanpa bergantung penuh pada paid advertising.
  • Gunakan strategi remarketing: Remarketing adalah usaha menyasar kelompok audiens yang sudah memiliki ketertarikan pada brand dan produk bisnis, yang terbukti lebih murah ketimbang menyasar target konsumen baru.
  • Lakukan a/b testing dan optimasi pada ad creative: Lakukan uji coba secara rutin pada seluruh elemen iklan anda mulai dari keyword, copy judul dan deskripsi, gambar yang digunakan, sampai kalimat CTA untuk meningkatkan performanya. Dengan menemukan elemen ad creative yang paling efektif, bisnis bisa memaksimalkan click-through rate (CTR) dan angka konversi iklan.
  • Memanfaatkan otomatisasi marketing: Banyak tool otomatisasi marketing yang bisa memudahkan pekerjaan marketing dan memotong pekerjaan yang repetitif. Dengan memanfaatkannya, bisnis bisa mengurangi sumber daya dan biaya seperti labor cost sehingga perusahaan bisa mendapatkan angka ROI yang lebih baik.
  • Hentikan kampanye marketing yang tidak menghasilkan: Dengan rutin melakukan review pada berbagai kampanye yang sedang berjalan, bisnis bisa mengidentifikasi mana kampanye yang menghasilkan ROI positif dan mana yang tidak, dan perusahaan bisa mengambil keputusan strategis untuk menghentikan kampanye yang tidak bekerja untuk melakukan penghematan lebih baik lagi.

Dengan menerapkan langkah-langkah ini, bisnis bisa memotong biaya marketing dan iklan tapi tetap mempertahankan strategi marketing yang efektif. Selalu ingat untuk menganalisa data, melakukan a/b testing, dan mengoptimasi usaha marketing untuk selalu mendapatkan ROI terbaik dari semua investasi marketing yang bisnis anda keluarkan.

Mengenai Aspire

Aspire adalah solusi manajemen finansial all-in-one untuk bisnis modern. Aspire telah melayani lebih dari 15.000 startup dan UMKM di Asia Tenggara, membantu mereka menghemat waktu dan biaya dengan rekening bisnis, kartu korporat multi-mata uang, manajemen pengeluaran, manajemen utang, dan piutang - semuanya dalam satu akun.

Berkantor pusat di Singapura, Aspire memiliki lebih dari 400 karyawan yang tersebar di empat negara dan telah didanai oleh VC global terkemuka seperti Sequoia, Lightspeed, dan Y-Combinator.

Dengan program cashback tak terbatas kami, kartu debit virtual Aspire dapat membantu bisnis Anda lebih hemat. Dapatkan cashback hingga 5% untuk setiap belanja iklan yang Anda lakukan di Google Ads, Iklan Facebook, Iklan TikTok, dan banyak lagi. Ajukan permohonan hari ini.

▶️  Watch Video
Tentang Penulis
Ekky Pramana
adalah seorang penulis berpengalaman yang mengkhususkan diri dalam bidang keuangan dan manajemen bisnis. Dengan pengalaman menulisnya di Tech in Asia, Teknoverso, dan berbagai penerbit lainnya, dia menggunakan keahliannya di pasar untuk memberdayakan dan mendidik para pendiri pemula dalam mengelola bisnis mereka dengan lebih baik.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales