Biaya variabel adalah salah satu pengeluaran perusahaan yang perlu Anda pahami dan kelola dengan baik. Artikel ini akan mengulas tentang apa itu biaya variabel dan perbedaannya dengan biaya tetap. Pahami juga bagaimana cara menghitung biaya variabel yang tepat dalam pembahasan berikut ini.
Pengertian Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah tergantung pada volume produksi atau kegiatan usaha dalam perusahaan. Karena itu, biaya variabel (variable cost) dikenal juga dengan sebutan biaya tidak tetap.
Ketika kegiatan produksi atau usaha meningkat, maka biaya variabel perusahaan juga meningkat. Dan sebaliknya, biaya variabel perusahaan dapat menurun ketika terjadi penurunan kegiatan produksi.
Biaya variabel dapat memengaruhi hal-hal lain yang terkait, seperti biaya tetap, jangka waktu produksi atau proyek perusahaan, dan rentang potongan harga. Beberapa biaya yang termasuk biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya utilitas.
Bagi perusahaan, besar kecilnya biaya variabel dalam satu periode akan memengaruhi jumlah laba bersih ditorehkan. Oleh karenanya, jenis biaya ini kerap dicantumkan dalam laporan keuangan, utamanya laporan laba rugi.
Ciri Biaya Variabel
Untuk lebih memahami arti biaya variabel, Anda dapat melihat karakteristik biaya tersebut di dalam kegiatan bisnis perusahaan. Berikut ciri-ciri biaya variabel pada umumnya :
- Jumlahnya berubah sesuai dengan volume produksi perusahaan.
- Ketika perusahaan meningkatkan volume produksi, maka total biaya variabel akan ikut bertambah. Kendati begitu, nilai biaya variabel per unit produksi cenderung tetap.
- Perubahan bersifat proporsional dan linier dengan tingkat aktivitas bisnis.
- Perusahaan dapat melacak dan mengontrol besar kecilnya biaya variabel. Dengan demikian, perusahaan bisa menentukan besar kecilnya biaya ini tergantung kondisi finansialnya.
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya VariabelÂ
Pembahasan biaya variabel kerap berkaitan dengan biaya tetap atau fixed cost. Sesuai namanya, biaya tetap adalah pengeluaran yang jumlahnya tetap dan harus perusahaan bayarkan apapun kondisinya.Â
Dengan demikian, perusahaan masih wajib membayar biaya tetap meski tidak melakukan aktivitas usaha atau produksi sama sekali. Adapun contoh biaya tetap adalah biaya sewa gedung atau biaya depresiasi.
Karakteristik ini berbeda dengan biaya variabel yang sifatnya dinamis dan tergantung dengan volume produksi perusahaan. Namun di samping itu, terdapat beberapa perbedaan biaya variabel dan biaya tetap lainnya seperti berikut.
1. Hubungan dengan Produksi
Salah satu perbedaan utama antara biaya tetap dan biaya variabel adalah hubungannya dengan produksi perusahaan. Biaya tetap tidak berkaitan langsung dengan proses produksi atau kegiatan usaha perusahaan. Jadi ketika ada peningkatan atau pengurangan produksi, biaya tetap tidak berubah.
Sementara itu, biaya variabel berhubungan langsung dengan produksi atau kegiatan usaha perusahaan. Ketika terjadi peningkatan atau pengurangan produksi, maka biaya variabel pun berubah.
2. Waktu Terjadi
Perbedaan selanjutnya terletak pada rentang waktu pengeluaran masing-masing biaya. Pengeluaran biaya tetap umumnya berada dalam rentang waktu yang cukup lama dan tidak terjadi setiap hari, misalnya setiap bulan atau setahun sekali. Sedangkan biaya variabel rentang waktunya cenderung lebih pendek, bisa setiap hari atau seminggu sekali.
Perbedaan karakteristik ini pun ikut memengaruhi proses akuntansi kedua beban tersebut.Â
Perusahaan, terutama yang bergerak di bidang manufaktur, umumnya menerbitkan laporan biaya variabel yang diterbitkan secara harian, mingguan, atau bulanan, tergantung dengan alur masuk-keluar produk. Namun, frekuensi penerbitan laporan biaya tetap cenderung lebih sedikit, misalnya bulanan atau tahunan, lantaran perusahaan tidak mengeluarkan biaya ini setiap saat.
3. Nominal Biaya
Dari segi nominal biaya, kedua jenis biaya ini pun memiliki perbedaan. Secara umum, nominal pembayaran pada biaya tetap lebih besar daripada biaya variabel. Nominal biaya variabel terbilang lebih kecil dan dapat Anda atur sesuai kondisi perusahaan.
Jenis-jenis Biaya Variabel
Dalam praktiknya, Anda dapat membagi biaya variabel ke dalam beberapa jenis berdasarkan cara penghitungan dan sifatnya. Berikut jenis-jenis biaya variabel dan penjelasannya.
1. Total Variable Cost
Jenis yang pertama adalah Total Variable Cost, yaitu total biaya variabel yang menjadi pengeluaran perusahaan selama masa produksi dalam jumlah tertentu. Dengan kata lain, Total Variable Cost merupakan keseluruhan biaya variabel yang berkaitan langsung dengan proses produksi atau penjualan.Â
2. Average Variable Cost
Jenis yang kedua adalah Average Variable Cost atau biaya variabel rata-rata, yang menggambarkan besaran rata-rata biaya variabel yang perusahaan keluarkan untuk memproduksi satu unit produk atau jasa.
Average Variable Cost dihitung dengan membagi total biaya variabel dengan jumlah produksi perusahaan.Â
3. Engineered Variable Cost
Engineered Variable Cost adalah biaya variabel yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi atau usaha dan dapat diatur atau ditentukan oleh keputusan bisnis tertentu. Meski nominalnya dapat berubah-ubah, namun biaya variabel ini mudah diukur berdasarkan perencanaan atau kebutuhan produksi perusahaan. Contoh biaya variabel ini adalah adalah biaya bahan baku produksi.
4. Discretionary Variable Cost
Discretionary Variable Cost adalah biaya variabel yang jumlahnya dapat berubah dalam jangka pendek sesuai dengan keputusan manajemen. Karakteristik utama biaya ini adalah sifatnya yang muncul pada waktu-waktu tertentu dan tidak memengaruhi profitabilitas perusahaan jika dihilangkan.
Biaya variabel jenis ini biasanya berkaitan dengan biaya pemasaran, penelitian dan pengembangan, atau biaya pemeliharaan yang bersifat opsional.
Contoh Biaya Variabel
Berikut beberapa contoh biaya variabel yang dapat Anda temukan dalam sebuah bisnis atau perusahaan.
1. Biaya Bahan Baku
Contoh biaya variabel yang pertama adalah biaya bahan baku untuk kegiatan produksi perusahaan. Biaya ini mencakup pengeluaran perusahaan untuk membeli bahan atau komponen yang penting untuk proses produksi. Semakin banyak perusahaan menghasilkan produk, maka semakin banyak bahan baku yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Biaya Perlengkapan Produksi
Contoh selanjutnya adalah biaya perlengkapan produksi. Sesuai namanya, biaya perlengkapan produksi adalah biaya untuk membeli perlengkapan yang habis pakai dalam proses produksi dan langsung berhubungan dengan jumlah unit produksi. Semakin banyak produksi, semakin banyak perlengkapan yang perusahaan gunakan dan sesekali perlu diganti.
3. Upah Tenaga Kerja
Contoh biaya variabel selanjutnya adalah upah yang perusahaan bayarkan kepada pekerja produksi yang jumlahnya bervariasi sesuai dengan tingkat produksi. Jika produksi meningkat, perusahaan perlu mempekerjakan lebih banyak pekerja atau meningkatkan jam kerja pekerja yang ada. Hal ini tentu akan berkaitan dengan pengeluaran perusahaan untuk membayar tenaga kerja tersebut.
4. Komisi Penjualan
Selanjutnya ada komisi penjualan, yaitu imbalan yang perusahaan berikan kepada tenaga penjualan berdasarkan jumlah produk yang berhasil mereka jual. Seperti contoh-contoh sebelumnya, komisi menjadi biaya variabel karena berhubungan dengan kegiatan bisnis perusahaan.
5. Biaya Distribusi Produk
Biaya distribusi produk adalah biaya yang terkait dengan pengiriman produk jadi ke pelanggan, seperti biaya transportasi, pengemasan, dan asuransi pengiriman. Semakin besar jumlah penjualan produk, maka semakin tinggi juga biaya distribusi yang harus perusahaan keluarkan.
Cara Menghitung Biaya Variabel
Untuk menghitung biaya variabel, terdapat dua pendekatan yang bisa Anda gunakan. Pertama, penghitungan biaya variabel berdasarkan total biaya (total cost) dan biaya tetap (fixed cost). Kedua, penghitungan total biaya variabel berdasarkan biaya variabel per unit.
Berdasarkan Biaya Total dan Biaya Tetap
Berikut rumus biaya variabel berdasarkan biaya total dan biaya tetap:
Biaya Variabel = (Biaya Total - Biaya Tetap) / Kuantitas Produk
Contoh Perhitungan Biaya Variabel
Pada Agustus 2024, PT XYZ mengeluarkan biaya total produksi Rp100.000.000 untuk menghasilkan 5.000 unit produk. Sedangkan biaya tetap yang PT XYZ keluarkan pada bulan tersebut adalah Rp10.000.000.
Biaya Variabel = (Biaya Total - Biaya Tetap) : Kuantitas Produk
Biaya Variabel = (Rp100.000.000 - Rp10.000.000) / 5.000
Biaya Variabel = Rp18.000
Dari perhitungan tersebut, maka biaya variabel PT XYZ per unit pada bulan Agustus 2024 adalah Rp18.000. Jika dikalikan dengan kuantitas produksinya, maka total biaya variabel PT XYZ pada bulan tersebut adalah Rp90.000.000
Berdasarkan Biaya Variabel Per Unit
Berikut rumus menghitung total biaya variabel berdasarkan biaya variabel per unit produksi:
Total Biaya Variabel = Biaya Per Unit x Jumlah Total Unit
Contoh Perhitungan Biaya Variabel
Dari contoh sebelumnya, PT XYZ menghasilkan total produk pada bulan Agustus 2024 sejumlah 5.000. Sedangkan untuk biaya variabel per unit adalah Rp18.000.
Total Biaya Variabel = Biaya Per Unit x Jumlah Total Unit
Total Biaya Variabel = Rp18.000 x 5.000
Total Biaya Variabel = Rp90.000.000
Dari perhitungan tersebut, maka total biaya variabel PT XYZ pada bulan Agustus 2024 adalah Rp90.000.000. Hasil perhitungan ini serupa dengan kalkulasi biaya variabel berdasarkan biaya total dan biaya tetap seperti contoh sebelumnya.
Pantau dan Kelola Biaya Perusahaan Lebih Efisien dengan Aspire
Sebagai pelaku bisnis, pembahasan di atas memberikan gambaran bahwa biaya variabel adalah salah satu pengeluaran yang harus Anda kelola dengan baik. Pasalnya, semakin baik Anda mengelolanya, maka semakin meningkat pula tingkat profitabilitas yang bisa Anda bukukan.
Oleh karenanya, Anda wajib memantau, mengelola, dan melacak pengeluaran variabel setiap saat agar bisa mengetahui nilai biaya variabel bisnis Anda yang sebenarnya. Untungnya, kini Anda bisa melakukan proses kerja tersebut secara efisien dengan Manajemen Biaya Aspire.
Aspire adalah platform keuangan all-in-one yang dapat membantu Anda mengontrol dan memantau biaya dari satu tempat saja. Anda dapat memonitor pengeluaran dan transaksi perusahaan secara real-time dalam kategori yang rapi. Anda juga akan menghemat waktu dengan proses pembayaran dan pengelolaan anggaran terintegrasi.
Bukan hanya pengeluaran, Aspire juga membantu Anda untuk mengelola penerimaan pembayaran melalui Payment Gateway, Anda dapat menerima pembayaran dari berbagai sumber, mulai dari transfer bank sampai QRIS.
Masih banyak yang dapat Aspire lakukan untuk membantu pengelolaan keuangan perusahaan Anda. Ingin tahu lebih lanjut? Hubungi tim profesional kami sekarang!