Kliring adalah salah satu metode pemindahan saldo bank dari satu pihak ke pihak lainnya melalui proses tertentu. Di dunia bisnis, perusahaan kerap menggunakan kliring untuk memperlancar transaksi perbankan. Sebagai pelaku bisnis, penggunaan kliring perlu Anda pahami dan kelola dengan baik agar tidak menghambat keuangan perusahaan.
Pahami lebih lanjut tentang apa itu kliring bank dalam artikel ini. Anda juga akan mengetahui apa saja manfaat kliring, bagaimana mekanisme kerjanya, beserta dengan jenis-jenisnya pada pembahasan berikut ini.
Pengertian Kliring
Secara umum, kliring adalah istilah yang merujuk pada proses penyelesaian transaksi keuangan. Dengan demikian, seluruh transaksi atau perpindahan instrumen keuangan seperti saldo kas, surat berharga, dan obligasi dari satu pihak ke pihak lain dituntaskan melalui proses kliring. Adapun contoh transaksi kliring adalah transfer antarbank, pembelian obligasi, dan surat berharga
Namun di Indonesia, istilah kliring sangat lekat kaitannya dengan transfer uang. Dalam kegiatan ini, kliring adalah penyelesaian transaksi antarbank dan pembukuan dengan cara memindahkan saldo bank dari satu pihak ke pihak yang berhak menerimanya. Proses penyelesaian transaksi keuangan tersebut melibatkan pertukaran informasi dan pemindahan dana secara berkelompok melalui lembaga kliring.
Di Indonesia, pelaksanaan kliring antarbank difasilitasi oleh Bank Indonesia (BI) melalui sebuah sistem penyelenggaraan kliring nasional bernama Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).
Dalam sistem ini, kliring dijalankan dengan proses tukar-menukar warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antarpeserta kliring, baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. Sekadar informasi, Data Keuangan Elektronik adalah data transfer dana dalam format elektronik yang menjadi dasar perhitungan SKNBI.
Secara sekilas, metode pemindahan saldo ini mirip dengan transfer bank. Namun proses kliring tidak bisa selesai dalam waktu cepat dan biasanya membutuhkan waktu sekitar dua sampai tiga hari kerja. Hal ini disebabkan karena panjangnya proses kliring, mulai dari pengiriman uang dari bank pengirim ke sistem BI, settlement yang dilakukan BI, hingga distribusi uang ke bank penerima.
Kendati memakan waktu lama, proses kliring sangat bermanfaat dalam ranah bisnis karena bisa mengakomodasi pengiriman uang berjumlah besar..
Manfaat Kliring
Sistem kliring memberikan beberapa manfaat untuk penggunanya, yaitu:
- Meningkatkan efisiensi pembayaran dengan transaksi massal dan terjadwal.
- Memfasilitasi kebutuhan transaksi dalam jumlah besar dengan cepat dan aman.
- Memberikan standarisasi transaksi antarbank sehingga mengurangi kesalahan dan ketidaksesuaian data.
- Menyediakan proses kliring yang bersifat transparan dan dapat dipantau semua pihak.
- Mengurangi risiko kredit antarbank dengan adanya lembaga kliring sebagai penengah.
Mekanisme Kliring
Proses kliring melibatkan dua pihak yang berperan secara langsung di dalamnya, yakni peserta kliring dan penyelenggara atau lembaga kliring.
Secara sederhananya, peserta kliring adalah pihak-pihak yang mengajukan permintaan kliring. Sementara itu, penyelenggara atau lembaga kliring adalah lembaga yang memfasilitasi dan memverifikasi transaksi yang terjadi antara peserta kliring. Adapun contoh lembaga kliring adalah Bank Indonesia sebagai penyelenggara SKNBI atau PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) untuk transaksi efek yang terjadi di bursa efek.
Ketika ingin mengajukan proses kliring, peserta kliring harus menempuh dua tahapan agar penyelenggara bisa menyelesaikan proses kliring, yakni penyerahan dan pengambilan. Lantas, seperti apa penjelasan kedua proses tersebut?
1. Kliring Penyerahan
Kliring penyerahan meliputi seluruh aktivitas transaksi baik di tempat peserta maupun penyelenggara kliring. Proses tersebut menghasilkan dua jenis warkat, yaitu warkat debit keluar dan warkat kredit keluar.
Warkat debit keluar adalah penyerahan warkat untuk keuntungan rekening nasabah tersebut. Sedangkan warkat kredit keluar adalah penyerahan beban warkat dari keuntungan nasabah lain kepada nasabah penyetor.
2. Kliring Pengembalian
Mekanisme kliring selanjutnya adalah kliring pengembalian. Pada kliring pengembalian, terdapat dua warkat yang diterima yaitu warkat debit masuk dan warkat kredit masuk.
Warkat debit masuk adalah warkat yang menunjukkan beban atau biaya yang menjadi tanggungan nasabah penerima warkat tersebut. Sedangkan warkat kredit masuk adalah warkat yang menunjukkan keuntungan nasabah penerima warkat untuk berhak menerima dana yang dikirim.
Jenis-jenis Kliring
Proses kliring terbagi ke dalam tiga jenis berdasarkan cakupan wilayah transaksinya. Berikut jenis-jenis kliring dan penjelasannya.
1. Kliring Umum
Kliring umum adalah jenis kliring yang mencakup seluruh transaksi antarbank yang terjadi di wilayah yang lebih luas, bahkan bisa mencakup seluruh wilayah negara. Di Indonesia, Bank Indonesia menjadi penyelenggara kliring nasional untuk memfasilitasi transaksi antarbank di seluruh wilayah Indonesia.
2. Kliring Lokal
Kliring lokal adalah jenis kliring yang hanya mencakup transaksi antarbank dalam wilayah geografis yang lebih terbatas, seperti daerah tertentu saja. Karena cakupannya yang lebih kecil, proses kliring lokal cenderung lebih sederhana daripada kliring umum.
3. Kliring Antarcabang
Kliring antarcabang adalah jenis kliring atau sarana pertukaran warkat yang terjadi antarbank dalam suatu wilayah dengan memusatkan perhitungan pada kantor cabang tertentu.
Mengenal 4 Sistem Warkat Kliring
Dalam proses penyelenggaraan kliring, terdapat beberapa sistem yang terbagi ke dalam empat jenis. Berikut empat sistem warkat kliring beserta penjelasannya.
1. Sistem Manual
Sistem manual adalah sistem kliring yang dilakukan secara manual oleh peserta, mulai dari pembuatan bilyet saldo hingga pemilihan warkat kliring.
2. Sistem Semi Otomasi
Sistem semi otomasi adalah sistem yang memberikan kemudahan penyelenggaraan kliring, namun pelaksanaan perhitungan dan penyusunan bilyet saldo kliring tetap dilakukan secara manual.
3. Sistem Otomasi
Sistem otomasi adalah sistem yang menyelenggarakan kliring lokal dengan perhitungan saldo kliring dan pemilihan warkat.
4. Sistem Kliring Elektronik
Sistem kliring elektronik adalah sistem yang menyesuaikan seluruh perhitungan dengan perhitungan elektronik, mencakup perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring. Dengan kata lain, sistem kliring ini memanfaatkan sarana perhitungan elektronik dalam penerapannya.
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pembahasan kliring di Indonesia berkaitan erat dengan SKNBI. Mengacu pada Bank Indonesia, SKNBI adalah sistem kliring Bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Dengan kata lain, SKNBI adalah infrastruktur resmi dari Bank Indonesia yang memproses Data Keuangan Elektronik (DKE) serta mengatur penyelenggaraan transfer dana dan kliring berjadwal. Tujuannya adalah untuk memudahkan nasabah mengirimkan dana ke penerima dana di bank lain.
Berikut penjelasan sistem kliring yang diselenggarakan dalam SKNBI:
- Kliring Debet, yaitu kegiatan transfer debet yang berasal dari Warkat Debet atau Warkat Kliring baik dari peserta terdaftar di wilayah kliring tertentu maupun antarwilayah.
- Kliring Kredit, yaitu kegiatan transfer kredit secara nasional dalam bentuk DKE kredit mata uang rupiah dan dihitung oleh Penyelenggara Kliring Nasional (PKN).
Layanan SKNBI
Sistem ini sudah ada sejak tahun 2005 dan memiliki beberapa layanan pembayaran, yaitu sebagai berikut.
1. Layanan Transfer Dana
Yang pertama adalah layanan transfer dana, yaitu layanan pemindahan dana dengan nominal maksimal Rp1 miliar. Pemindahan dana tersebut dilakukan dari satu pengirim ke satu penerima.
2. Kliring Warkat Debit
Layanan kliring warkat debit adalah penagihan sejumlah dana kepada pengirim dana untuk diberikan kepada penerima dana dengan nominal maksimal Rp500 juta. Mengacu pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/9/PBI/2015, warkat debit terdiri atas cek, bilyet giro, dan nota debit.
3. Pembayaran Reguler
Layanan pembayaran reguler adalah layanan kliring yang memungkinkan pemindahan dana dari satu pengirim dana ke satu atau beberapa penerima dana.
4. Penagihan Reguler
Layanan penagihan reguler adalah layanan kliring yang memungkinkan penagihan dana dari satu pengirim tagihan ke satu atau beberapa penerima tagihan.
Manfaatkan Transfer Kliring secara Mudah dengan Rekening Bisnis Aspire
Dari pembahasan di atas, Anda kini memahami bahwa kliring adalah salah satu metode transfer uang yang cukup umum dalam bisnis. Namun, sebagai pelaku bisnis, Anda tentunya berharap agar transfer uang yang dilakukan bisa cepat tercatat di pelaporan keuangan yang Anda lakukan untuk menghemat waktu operasional.
Untungnya, Anda bisa melakukan transfer kliring dan langsung mengintegrasikan pencatatannya ke software akuntansi Anda melalui Rekening Bisnis Aspire!
Rekening Bisnis Aspire memungkinkan Anda untuk melakukan transfer lokal melalui berbagai metode transfer antarbank, seperti BI Fast, Real-Time Gross Settlement (RTGS), Real-Time Online (RTO), atau SKNBI. Menariknya, Aspire akan memilih metode transfer terbaik dari empat sistem tersebut secara otomatis setelah Anda memasukkan nominal pengiriman uang di dashboard Aspire.
Namun, Rekening Bisnis Aspire tak sekadar memfasilitasi pengiriman uang dalam negeri. Aspire juga memungkinkan Anda untuk mengirim dan menerima uang dalam lebih dari 30 mata uang. Semuanya bisa Anda lakukan dengan biaya yang transparan dan kompetitif.
Anda juga bisa menikmati pembayaran massal dan terjadwal melalui Bulk Payment, memastikan Anda untuk melakukan pembayaran esensial secara tepat waktu.
Masih banyak fitur unggulan Aspire yang dapat membantu pengelolaan keuangan perusahaan Anda. Ingin tahu lebih lanjut? Hubungi tim profesional kami sekarang!