Panduan Bisnis
November 21, 2024

Discounted Cash Flow: Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

Ditulis oleh
Galih Gumelar
Terakhir diubah pada
November 21, 2024

Discounted cash flow (DCF) adalah salah satu metode untuk menghitung peluang investasi di masa depan. Melalui perhitungan ini, Anda dapat melihat perkiraan apakah suatu investasi akan mendatangkan keuntungan atau tidak.

Pahami lebih dalam tentang arti discounted cash flow dan fungsinya untuk bisnis Anda. Pada pembahasan ini, Anda juga akan memahami rumus discounted cash flow dan bagaimana cara menghitungnya.

Apa Itu Discounted Cash Flow?

Discounted cash flow adalah metode analisis nilai investasi berdasarkan perkiraan arus kas di masa depan. Analisis tersebut akan memperlihatkan nilai sebuah investasi pada saat ini berdasarkan estimasi imbal hasil yang akan dihasilkan di masa depan.

Dalam Bahasa Indonesia, discounted cash flow disebut dengan istilah arus kas diskonto atau arus kas terdiskonto. Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut bahwa arus kas diskonto adalah nilai yang diharapkan dari penerimaan atau pengeluaran kas berdasarkan tingkat pengembalian hasil dan perubahan nilai uang di masa depan. 

OJK juga menambahkan, tingkat diskonto adalah tingkat pengembalian yang digunakan untuk mendiskontokan proyeksi arus kas yang merefleksikan nilai waktu dari uang, risiko terkait dengan jenis arus kas, dan operasional masa depan dari aset..

Dari pengertian tersebut, dapat Anda pahami bahwa nilai uang sekarang berbeda dengan nilai uang di masa depan. Perbedaan nilai uang saat ini dan nilai uang di masa depan terjadi karena adanya faktor nilai waktu pada uang (time value of money). Perhitungan DCF bertujuan untuk mengetahui berapa keuntungan atau kerugian yang mungkin Anda dapat berdasarkan perubahan nilai uang tersebut.

Penggunaan analisis menggunakan metode discounted cash flow sangat penting dalam ranah bisnis, terutama ketika perusahaan akan melakukan investasi dan menentukan anggaran. Misalnya saat perusahaan ingin membeli saham, mengakuisisi perusahaan lain, atau membuat sebuah proyek.

Fungsi Discounted Cash Flow untuk Bisnis

Perhitungan discounted cash flow memiliki beberapa fungsi bagi bisnis, yaitu sebagai berikut:

1. Menilai Proyeksi Arus Kas Secara Objektif

Perhitungan DCF merupakan metode valuasi yang terstruktur, yang memungkinkan Anda untuk menghitung nilai arus kas secara objektif. 

DCF memberikan nilai atas proyeksi arus kas di masa depan dalam nilai yang berlaku saat ini (present value). Hal ini akan memberikan gambaran yang jelas atas nilai intrinsik atas investasi yang akan Anda lakukan.

2. Mempertimbangkan Nilai Waktu Uang

Anda telah memahami bahwa Rp1 pada saat ini berbeda dengan Rp1 di masa depan, di mana nilai riil uang masa depan umumnya akan lebih kecil dibanding saat ini. Walhasil, Anda pun harus memperhitungkan prinsip time value of money di dalam analisis Anda agar bisa mendapatkan gambaran komprehensif mengenai dampak keputusan investasi Anda di masa depan.

Dalam hal ini, valuasi berbasis discounted cash flow bisa menjadi model analisis yang ideal karena mengikutsertakan faktor nilai waktu pada uang di dalamnya. Terlebih, analisis DCF juga bisa membantu Anda menghitung dan mempertimbangkan dampak time value of money terhadap arus kas Anda di masa depan.

3. Memperkirakan Risiko Investasi

Manfaat discounted cash flow yang tak kalah pentingnya adalah membantu Anda dalam memperkirakan risiko investasi yang tergambar dari tingkat diskonto. Hal ini akan membantu Anda dalam membuat keputusan investasi yang penting bagi perkembangan bisnis. Anda juga bisa membandingkan berbagai jenis investasi dan memilih investasi yang tepat berdasarkan perhitungan DCF.

Rumus Discounted Cash Flow

Anda dapat menghitung discounted cash flow dengan membagi keuntungan tahunan yang diharapkan dengan tingkat diskonto. Berikut rumus discounted cash flow:

Keterangan rumus:

CF1 : arus kas pada tahun pertama 

CF2 : arus pas pada tahun kedua

CFn : arus kas untuk tahun seterusnya

r : tingkat diskonto

n : tahun

Dari rumus tersebut, Anda dapat menghitung discounted cash flow untuk beberapa periode tahun yang ingin Anda ketahui. Misalnya Anda ingin menghitung DCF untuk periode 5 tahun, maka Anda perlu memasukkan nilai arus kas dan tingkat diskonto selama 5 tahun. Maka, rumus DCF untuk periode 5 tahun menjadi sebagai berikut.

DCF = CF1(1+ r)1+CF2(1+ r)2+CF3(1+ r)3+CF4(1+ r)4+CF5(1+ r)5

Kemudian, Anda bisa mengurangi hasil DCF dengan nilai investasi awal untuk menentukan apakah investasi yang akan Anda lakukan benar-benar menguntungkan bagi bisnis Anda.

Nilai Present Value Proyeksi Keuntungan = DCF - Nilai Investasi Awal

Interpretasi Perhitungan DCF

Setelah menghitung discounted cash flow, lalu bagaimana cara memahami hasil perhitungannya? Secara garis besar, terdapat tiga interpretasi dari perhitungan DCF yaitu sebagai berikut:

  1. DCF Positif: Hasil perhitungan DCF ini menunjukkan bahwa nilai arus kas di masa depan lebih besar dari investasi awal yang Anda lakukan. Hal ini berarti investasi tersebut dapat memberikan keuntungan dan layak untuk Anda coba.
  2. DCF Negatif: Hasil perhitungan DCF ini menunjukkan bahwa nilai arus kas di masa depan lebih kecil dari investasi awal yang Anda lakukan. Dengan kata lain, kemungkinan Anda mendapat kerugian dari investasi tersebut cukup besar.
  3. DCF Nol: Hasil DCF ini menunjukkan bahwa nilai arus kas di masa depan sama dengan investasi yang Anda lakukan di awal, tidak menguntungkan atau merugikan.

Cara Menghitung Discounted Cash Flow

Menghitung discounted cash flow dapat Anda lakukan dengan mengumpulkan data-data yang terdapat pada rumus DCF, yaitu cash flow dan tingkat diskonto yang sesuai. Berikut langkah yang dapat Anda lakukan untuk menghitung discounted cash flow:

  1. Hitung arus kas bebas yang terdiri dari kas masuk dan keluar, perubahan kebutuhan modal, dan investasi bersih. 
  2. Hitung juga proyeksi arus kas berdasarkan tingkat pertumbuhannya untuk tahun-tahun berikutnya.
  3. Tentukan tingkat diskonto dengan menyesuaikan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) berdasarkan profitabilitas yang diharapkan. Umumnya, tingkat diskonto bervariasi mulai 10% sampai 15% untuk perusahaan yang sudah stabil. Sedangkan untuk perusahaan baru, tingkat diskonto umumnya bervariasi antara 25% hingga 50%.
  4. Tentukan periode perhitungan yang ingin Anda ketahui, misalnya periode lima  tahun.
  5. Masukkan nominal yang sudah Anda dapatkan ke dalam rumus untuk mendapatkan hasil perhitungan DCF.

Contoh Perhitungan DCF

Perusahaan energi XYZ berencana untuk membuat proyek pembangkit listrik mikrohidro dengan modal awal Rp1,2 miliar. Proyek tersebut diharapkan akan mendatangkan arus kas bebas sebesar Rp500 juta di tahun pertama. Kemudian, berdasarkan data yang dimilikinya, perusahaan XYZ telah mengidentifikasi bahwa arus kasnya bisa bertumbuh konstan sebesar 5% setiap tahunnya dari proyek tersebut.

Perusahaan XYZ tertarik untuk mengetahui keuntungan proyek itu dalam kurun lima tahun. Perusahaan lantas mengawali proses analisisnya dengan menghitung total proyeksi arus kas dari tahun pertama hingga tahun kelima.

  1. Tahun pertama: Rp500.000.000
  2. Tahun kedua: Rp500.000.000 + (Rp500.000.000 x 5%) = Rp525.000.000
  3. Tahun ketiga: Rp525.000.000 + (Rp525.000.000 x 5%) = Rp551.250.000
  4. Tahun keempat: Rp551.250.000 + (Rp551.250.000 x 5%) = Rp578.812.500
  5. Tahun kelima: Rp578.812.500 + (Rp578.812.500 x 5%) = Rp607.753.125

Sementara itu, perusahaan XYZ menggunakan tingkat diskonto sebesar 15%. Maka nilai DCF untuk perusahaan XYZ adalah sebagai berikut:

DCF = CF1(1+ r)1+CF2(1+ r)2+CF3(1+ r)3+CF4(1+ r)4+CF5(1+ r)5

DCF = 500.000.000(1+ 0,15)1+525.000.000(1+ 0,15)2+551.250.000(1+ 0,15)3+578.812.500(1+ 0,15)4+607.753.125(1+ 0,15)5

DCF = 500.000.0001,15+525.000.0001,3225+551.250.0001,520875 +578.812.5001,749006 +607.753.1252,01135  

DCF =434.782.609+396.975.425+362.455.823+ 330.937.972+302.161.794

DCF =1.827.313.623

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa proyek tersebut akan menghasilkan arus kas bebas sebesar Rp1,83 miliar jika diukur dengan nilai uang saat ini. Namun, apakah proyek itu benar-benar menguntungkan bagi perusahaan XYZ?

Nilai Present Value Proyeksi Keuntungan = DCF - Nilai Investasi Awal

Nilai Present Value Proyeksi Keuntungan = Rp1.827.313.623 - Rp1.200.000.000

Nilai Present Value Proyeksi Keuntungan = Rp627.313.623

Hasil akhir menunjukkan bahwa angka DCF proyek pembangkit perusahaan XYZ bernilai positif, yakni Rp627,31 juta. Dengan demikian, proyek ini dianggap menguntungkan dan layak untuk dilakukan perusahaan XYZ.

Kendati demikian, perusahaan XYZ juga perlu memahami bahwa hasil akhir yang disajikan hanyalah estimasi semata. Akibatnya, perusahaan pun harus mempertimbangkan faktor risiko lain sebelum mengambil keputusan final.

Kelebihan dan Kekurangan Discounted Cash Flow

Perhitungan discounted cash flow memiliki dua sisi yang perlu Anda perhatikan, yaitu kelebihan dan kekurangannya. Kedua hal ini perlu Anda perhatikan agar bisa menggunakan perhitungan DCF dengan efektif.

Kelebihan DCF untuk Bisnis

Perhitungan discounted cash flow memiliki beberapa kelebihan, yaitu sebagai berikut:

  1. Memberikan proyeksi apakah sebuah investasi layak dilakukan atau tidak.
  2. Model perhitungan DCF mencakup semua aspek penting bisnis dan menggabungkan berbagai asumsi mengenai margin keuntungan, biaya, serta risiko.
  3. DCF memberikan analisis atas berbagai investasi di mana proyeksi arus kas dapat diperkirakan secara wajar.
  4. Proyeksi dalam perhitungan DCF dapat disesuaikan untuk memberikan hasil berbeda berdasarkan berbagai skenario.
  5. Analisis DCF dapat menghitung tingkat pengembalian internal atau internal rate of return (IRR) pada sebuah investasi.

Kekurangan DCF untuk Bisnis

Selain kelebihan, discounted cash flow juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

  1. Hasil perhitungan DCF merupakan estimasi, bukan angka aktual. 
  2. Terdapat elemen tak terduga yang dapat mempengaruhi arus kas, seperti permintaan pasar, teknologi, dan kondisi perekonomian.
  3. Analisis DCF membutuhkan banyak asumsi, di mana kesalahan satu asumsi dapat memengaruhi hasil perhitungan.
  4. DCF yang berfokus pada arus kas dan asumsi internal membuat analisis ini kurang mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetitor.
  5. Analisis DCF tidak dapat menjadi satu-satunya perhitungan dalam menentukan investasi, dan perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor lain yang memengaruhi peluang investasi.

Kelola Cash Flow Lebih Efektif Bersama Aspire

Perhitungan DCF tak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya pengelolaan arus kas yang teliti, efektif, dan efisien. Pastikan Anda mengelola cash flow perusahaan dengan baik untuk kebutuhan perusahaan baik di masa sekarang maupun masa depan. Untuk pengelolaan arus kas yang lebih efektif, Anda dapat memanfaatkan Aspire.

Aspire adalah platform keuangan all-in-one yang memungkinkan Anda untuk mengelola keuangan bisnis dari satu tempat saja. Ucapkan selamat tinggal pada cara pengelolaan keuangan manual yang memakan waktu dan rawan kesalahan manusia (human error). Dengan Aspire, Anda dapat mengontrol dan memantau keuangan perusahaan secara real-time.

Aspire memudahkan pengelolaan arus kas Anda dengan berbagai produk unggulan, mulai dari rekening bisnis multivalas, API Payout, Payment Gateway , hingga Kartu Pembayaran Korporat. Anda juga dapat mengintegrasikan platform Aspire dengan software akuntansi yang mempermudah proses pembukuan dan laporan keuangan.

Masih banyak yang dapat Aspire lakukan untuk membantu keuangan bisnis Anda. Ingin tahu lebih lanjut? Hubungi kami sekarang!

BAGIKAN ARTIKEL INI
Galih Gumelar
adalah penulis ulung dengan spesialisasi di makroekonomi, bisnis, keuangan, dan politik. Berbekal pengalaman menulis di CNN Indonesia, The Jakarta Post, dan organisasi kenamaan lainnya, Galih menggunakan keahliannya dalam menulis wawasan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memulai usaha.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales