Deposit adalah istilah yang cukup familiar dan sering masyarakat gunakan dalam kegiatan sehari-hari. Namun, sebagai pelaku bisnis, apakah Anda mengetahui bahwa deposit memiliki beberapa arti sesuai dengan penggunaannya? Seperti deposit pada dunia bisnis berbeda dengan arti deposit pada dunia perbankan.
Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang arti deposit dan contohnya. Anda juga dapat mengetahui apa perbedaan deposit dengan deposito dan jenis-jenis deposit pada pembahasan berikut ini.
Apa Arti Deposit?
Arti deposit berbeda sesuai dengan konteks dan penggunaannya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), deposit adalah sejumlah uang yang disimpan dalam rekening tertentu untuk tujuan keamanan atau kemudahan transaksi.
Pada ranah bisnis, deposit adalah jaminan dalam transaksi jual beli sebagai “tanda jadi”. Pembayaran deposit bertujuan untuk menghindari pembatalan transaksi secara sepihak, terutama dari pihak pembeli.
Nominal uang deposit yang dibayarkan dalam transaksi jual beli tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak, yaitu penjual dan pembeli. Pihak pembeli yang akan membayar sejumlah deposit kepada pihak penjual. Umumnya, nominal deposit cukup besar dan tidak dapat dikembalikan ketika terjadi pembatalan transaksi.
Contohnya sebelum Anda menyewa rumah, Anda membayar 10% dari total harga sewa sebagai deposit awal. Nantinya ketika Anda benar-benar akan menempati rumah tersebut, Anda dapat membayar harga sewa dengan mengurangi deposit yang sudah Anda bayar.
Sementara itu, arti deposit pada kegiatan perbankan memiliki arti berbeda. Pada ranah perbankan, deposit adalah simpanan uang nasabah dalam bank yang bertujuan untuk mengamankan dana tersebut. Karena dana tersebut milik nasabah, maka nasabah dapat mengambil uang tersebut kapan saja.
Perbedaan Deposit dengan Deposito
Dalam membahas deposit, tak jarang banyak yang menyamakannya dengan deposito. Padahal deposit dan deposito adalah dua hal yang berbeda. Jadi, apa perbedaan deposit dan deposito?
Sesuai penjelasan sebelumnya, deposit adalah jaminan untuk transaksi jual beli dalam bisnis dan simpanan uang nasabah pada ranah perbankan. Meskipun deposito juga berada pada ranah perbankan, namun pengertian deposito berbeda dengan deposit.
Deposito adalah tabungan berjangka yang merupakan salah satu produk bank dengan tingkat bunga yang cenderung lebih tinggi daripada produk simpanan lainnya. Karena memiliki jangka waktu simpanan, deposito juga kerap disebut sebagai time deposit atau term deposit.
Berbeda dengan produk simpanan umum atau demand deposit yang memungkinkan penarikan simpanan kapan saja, deposito berjangka justru tidak memungkinkan nasabahnya untuk menarik dana kapan pun sesuai keinginan.
Dalam deposito, terdapat jangka waktu tabungan atau tenor yang harus Anda pilih. Umumnya, deposito memiliki tenor mulai dari satu, tiga, enam, 12, hingga 24 bulan. Jadi ketika misalnya Anda membuka tabungan deposito dengan tenor 12 bulan, maka Anda tidak boleh mengambilnya hingga jangka waktu berakhir. Anda baru boleh mengambil tabungan tersebut ketika sudah jatuh tempo, yaitu 12 bulan.
Oleh karenanya, deposito kerap dimanfaatkan oleh mereka yang ingin menyimpan uang “menganggur” bernilai besar secara aman namun tetap ingin menikmati imbal hasil dari “pengendapan” uang tersebut.
Jenis-jenis Deposit dalam Bisnis
Terdapat berbagai jenis skema deposit yang dilakukan dalam kegiatan bisnis.. Berikut jenis-jenis deposit dan penjelasannya.
1. Customer Deposit
Customer deposit adalah jaminan yang harus konsumen bayarkan sebelum mendapatkan barang atau jasa dalam sebuah transaksi jual beli. Jenis deposit satu ini termasuk yang cukup umum penggunaannya, terutama oleh pebisnis.Â
Aturan untuk membayar customer deposit juga umum terjadi pada transaksi dengan jumlah pesanan atau nominal transaksi yang besar. Tujuannya agar produsen atau penjual tidak mengalami kerugian ketika konsumen tiba-tiba membatalkan pesanannya. Oleh karenanya, nilai customer deposit pada umumnya didasarkan pada nilai “modal awal” yang pelaku bisnis keluarkan untuk memulai pengerjaan pemesanan sang pembeli.
Sebagai contoh, pabrik XYZ menerima pesanan 50 unit meja kantor dari seorang konsumen. Sebelum mengerjakan pesanan tersebut, pabrik XYZ membuat kesepakatan dengan konsumen untuk pembayaran deposit. Berdasarkan kesepakatan, konsumen pun membayar uang deposit sebesar 20% dari total harga pembelian.
2. Refundable Deposit
Refundable deposit adalah uang jaminan yang konsumen bayarkan pada awal transaksi dan dikembalikan kepada konsumen sesuai kesepakatan. Penerapan deposit dana ini umumnya untuk transaksi penyewaan properti seperti hotel dan penginapan.Â
Tujuan dari refundable deposit untuk menjamin bahwa konsumen menggunakan produk dengan baik dan tidak merusak properti yang ada. Biasanya, deposit ini juga sejalan dengan aturan yang harus konsumen atau pelanggan patuhi.Â
Misalnya ketika check in penginapan, Anda dikenakan biaya deposit sebesar Rp100.000 dan harus membayarnya terlebih dahulu. Anda juga tidak boleh merusak fasilitas dalam penginapan dan tidak membawa pulang barang-barang yang ada di penginapan. Nanti ketika check out, deposit yang Anda bayar akan dikembalikan begitu memastikan Anda telah mematuhi peraturan yang berlaku.
Manfaat Menerapkan Kebijakan Deposit bagi Bisnis
Penerapan kebijakan deposit akan membantu kelangsungan bisnis, terutama yang berkaitan dengan proses produksi dan kondisi keuangan perusahaan. Berikut beberapa manfaat dari penerapan kebijakan deposit untuk bisnis.
1. Melancarkan Arus Kas Bisnis
Ketika Anda menerima pembayaran deposit dari pembeli atau pelanggan, uang tersebut akan masuk ke dalam kas perusahaan. Hal ini akan membantu Anda dalam menjaga kelancaran arus kas dan bertindak cepat dalam menutup pengeluaran perusahaan. Perusahaan pun dapat tetap beroperasi dengan baik selagi memproduksi barang atau jasa yang dipesan oleh pembeli.
2. Melindungi dari Kerugian Finansial
Manfaat selanjutnya dari penerapan kebijakan deposit adalah membantu melindungi perusahaan dari kerugian finansial.Â
Ketika perusahaan Anda menerima deposit, setidaknya ada sebagian pembayaran dari utang yang harus dibayar oleh pembeli. Pembayaran uang deposit juga dapat perusahaan manfaatkan untuk biaya produksi atas pesanan pembeli.
3. Memastikan Penyelesaian Transaksi Penjualan
Manfaat deposit bagi bisnis yang tak kalah pentingnya adalah memastikan penyelesaian transaksi penjualan yang sedang berlangsung. Adanya deposit akan meningkatkan kemungkinan bahwa pembeli akan menyelesaikan sisa pembayaran sesuai perjanjian. Hal ini karena pembeli juga pasti tidak mau kehilangan deposit yang sudah dikeluarkan di awal.
4. Menyaring Pembeli yang Serius
Satu lagi manfaat dari penerapan kebijakan deposit adalah membantu perusahaan dalam menyaring pembeli yang serius. Sebagai jaminan, pembayaran deposit menunjukkan bahwa pembeli memang benar-benar serius ingin membeli produk dari perusahaan Anda.Â
Dengan begitu, Anda dapat terhindar dari risiko penipuan berkedok pemesanan produk dalam jumlah besar.
Terima Deposit dari Mitra Bisnis dan Konsumen Lebih Mudah dengan Aspire
Dari pembahasan di atas, Anda kini memahami apa itu deposit dan manfaatnya bagi aspek keuangan bisnis.Â
Hanya saja, Anda mungkin akan kelimpungan dalam mengelola penerimaan deposit secara manual jika skala bisnis Anda bertumbuh. Pasalnya, Anda tak hanya akan menerima deposit dari konsumen Anda tetapi juga dari mitra bisnis Anda. Akibatnya, mengelola dan menerima deposit hanya akan menyita waktu dan melelahkan Anda.
Untungnya, Anda bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan solusi all-in-one Aspire. Dengan Rekening Bisnis Aspire, Anda bisa membuat invoice deposit hanya dalam beberapa klik dan langsung membagikannya dengan mitra bisnis Anda melalui email. Kemudian, Anda juga bisa mengirimkan payment link kepada mitra bisnis Anda agar bisa membayar deposit sesuai metode pembayaran pilihannya, mulai dari virtual account hingga E-Wallet.
Sementara itu, Anda juga bisa memanfaatkan layanan Payment Gateway Aspire untuk menerima pembayaran deposit dari pelanggan. Pasalnya, layanan ini memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembayaran dalam lebih dari 26 metode pembayaran, seperti QRIS, E-Wallet, dan kartu kredit.
Selain penerimaan pembayaran, Anda pun bisa mengelola pengeluaran dengan lebih efisien. Melalui Manajemen Biaya Aspire, Anda bisa mengontrol dan memantau biaya secara real time dalam satu tempat saja.
Ingin tahu apa lagi yang dapat Aspire lakukan untuk membantu perkembangan bisnis Anda? Hubungi kami sekarang!