KEMBALI KE BLOG

Sistem Pembayaran: Pengertian, Fungsi, Komponen, dan Jenisnya

Ditulis oleh
Galih Gumelar
Terakhir diubah pada
July 25, 2024

Sistem pembayaran adalah salah satu aspek penting dalam bisnis, baik skala besar maupun kecil. Memiliki sistem yang baik akan memperlancar kegiatan dan mendorong efektivitas bisnis yang Anda jalankan. 

Tak hanya itu, adanya sistem yang tepat juga akan memudahkan konsumen dalam bertransaksi. Sebuah bisnis atau perusahaan dengan sistem bayar yang simpel dan akses mudah tentunya lebih konsumen sukai.

Pada artikel ini, kita akan mengulas lebih jauh tentang sistem pembayaran dalam ranah bisnis. Mulai dari pengertian, fungsi, komponen, hingga jenis-jenisnya. Simak selengkapnya di bawah ini.

Pengertian Sistem Pembayaran

Secara umum, sistem pembayaran adalah mekanisme pemindahan uang atau dana untuk kegiatan ekonomi. Sementara itu, menurut Bank Indonesia, sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. 

Sistem pembayaran sendiri lahir setelah muncul konsep uang sebagai sarana pertukaran (medium of exchange). Dalam sistem ini, ada satu pihak yang memindahkan uang tersebut ke pihak lain sebagai ganti dari sesuatu yang mereka dapatkan. Dalam proses pembayaran tersebut, uang sebagai sarana pertukaran melalui tiga tahap pemrosesan, yakni otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement)

Salah satu contoh kegiatan ekonomi yang membutuhkan kehadiran sistem pembayaran  adalah transaksi jual beli. Pada kegiatan tersebut, sistem pembayaran menjadi sarana pemindahan uang sebagai penukar atas barang atau jasa. Pihak yang memindahkan uang merupakan konsumen, sedangkan yang menerima uang adalah produsen atau penjual.

Evolusi Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran telah menjadi bagian dari masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan mempermudah kegiatan ekonomi. Apabila menilik lebih jauh, sistem ini sudah ada sejak lama dalam peradaban manusia. 

Sebelum uang muncul sebagai sarana pertukaran, manusia menerapkan sistem barter sebagai metode pembayaran. Dalam sistem ini, seseorang wajib menukarkan barang yang ia miliki demi mendapatkan barang lain yang mempunyai nilai atau manfaat serupa.

Seiring berjalannya waktu, sistem pembayaran pun terus berkembang. Berbagai alat tukar pun dibuat untuk memudahkan transaksi, seperti emas, perak, dan logam mulia. Sampai kemudian uang menjadi alat tukar resmi dalam perekonomian hingga saat ini.

Tidak sampai di situ, bentuk uang pun semakin beragam. Dulu, uang hanya memiliki dua jenis saja, yakni uang logam dan uang kartal. Namun seiring perkembangan zaman, uang kini hadir dalam bentuk digital yang bisa masyarakat gunakan sebagai alat pembayaran nontunai.

Selain itu, terdapat juga beberapa metode pembayaran nontunai  lainnya seperti transfer bank, virtual account, kartu debit, dan kartu kredit. Alat pembayaran digital dianggap lebih mudah, aman, dan efisien sehingga banyak digunakan untuk transaksi.

Perkembangan sistem pembayaran terjadi karena berbagai faktor, antara lain:

  1. Kemajuan teknologi dan informasi yang mendukung sistem pembayaran yang lebih canggih.
  2. Kebutuhan masyarakat akan sistem pembayaran yang mudah, praktis, dan tetap aman.
  3. Kebijakan perekonomian yang pemerintah terapkan guna mendorong efisiensi dan inklusi keuangan masyarakat.

3 Fungsi Sistem Pembayaran untuk Bisnis

Sistem pembayaran sangat berperan penting bagi perekonomian karena ia memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.

1. Memudahkan Transaksi Jual Beli

Adanya sistem yang beragam dan penggunaan mudah membuat konsumen memiliki lebih banyak pilihan dalam bertransaksi. Hal ini tentu menguntungkan baik bagi bisnis Anda maupun konsumen. 

Dari sisi konsumen, kemudahan dan ragam pilihan pembayaran akan memudahkan saat mereka bertransaksi. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan konsumen dan mendorong mereka untuk melakukan transaksi kembali. Dengan begitu, Anda pun akan mendapatkan keuntungan dari meningkatnya penjualan.

2. Menjangkau Lebih Banyak Pelanggan

Menggunakan metode pembayaran yang beragam, baik tunai maupun nontunai, dapat membantu Anda menjangkau lebih banyak pelanggan. Pasalnya, setiap orang memiliki preferensi metode pembayarannya masing-masing sehingga Anda harus menyediakan ragam opsi pembayaran bagi calon pelanggan Anda.

Fungsi ini semakin terasa di era teknologi seperti sekarang, di mana makin banyak orang yang lebih suka bertransaksi digital. Terlebih lagi dengan hadirnya tren cashless yang dianggap lebih simpel dan aman dibanding transaksi  uang tunai yang memiliki risiko seperti penggunaan uang palsu dan pencurian

3. Mendukung Produktivitas Bisnis

Fungsi sistem pembayaran yang tak kalah pentingnya adalah mendukung produktivitas bisnis Anda. Penggunaan sistem yang tepat dan efisien dapat membantu stabilitas keuangan bisnis. Anda dapat melacak pendapatan dan pengeluaran bisnis dengan lebih terkendali.

Dengan begitu, Anda akan memiliki data transaksi bisnis yang bisa membantu Anda  melacak penjualan dan mengidentifikasi tren dari transaksi yang terjadi. Dari data tersebut, Anda pun bisa membuat keputusan bisnis yang lebih tepat.

Komponen Sistem Pembayaran

Pada penerapannya, sistem pembayaran memiliki beberapa komponen utama agar bisa berjalan dengan lancar. Berikut komponen-komponen utama dalam sistem pembayaran. 

1. Pengguna

Komponen pertama dalam sistem pembayaran adalah pengguna sistem tersebut, yakni  pihak-pihak yang menggunakan dan terlibat dalam sebuah sistem pembayaran. 

Jadi, baik sebagai pemberi atau penerima pembayaran, pihak tersebut merupakan pengguna sistem pembayaran. Pengguna dalam sistem ini dapat beragam, mulai dari individu, bisnis, hingga lembaga pemerintah. 

2. Alat Pembayaran

Komponen selanjutnya adalah alat pembayaran, yaitu alat yang digunakan untuk melakukan sebuah transaksi. Alat pembayaran ini bisa berupa tunai maupun nontunai, seperti uang tunai, uang digital, kartu debit, dan kartu kredit.

3. Penyedia Layanan Pembayaran

Selain pengguna dan alat pembayaran, komponen lain yang berperan penting adalah penyedia layanan pembayaran. Penyedia ini dapat berarti pihak-pihak yang menyediakan layanan dan infrastruktur agar proses pembayaran bisa berjalan dengan lancar.

Contohnya adalah Bank Indonesia yang berperan sebagai lembaga yang mengeluarkan, mengedarkan, dan menjadikan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Selain itu, beberapa penyedia layanan lainnya adalah bank secara umum, lembaga nonbank, dan perusahaan penyedia pembayaran alternatif seperti perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech).

4. Regulasi dan Tata Kelola

Agar sistem pembayaran berjalan dengan lancar, masyarakat perlu regulasi yang jelas dan tata kelola yang memadai. Bank sentral dalam suatu negara, seperti Bank Indonesia, yang biasanya mengeluarkan regulasi tersebut. Adanya regulasi dan tata kelola bertujuan untuk menjaga agar semua pihak dapat bertransaksi dengan aman dan efisien.

Jenis-jenis Sistem Pembayaran di Indonesia

Sistem pembayaran memiliki beragam jenis, terutama di era digital seperti sekarang. Berikut jenis-jenis sistem pembayaran yang umum digunakan di Indonesia.

1. Sistem Pembayaran Tunai

Jenis yang pertama dengan penggunaan paling lama adalah sistem pembayaran tunai. Alat pembayaran pada sistem ini merupakan uang tunai yang dikeluarkan oleh bank sentral, biasanya berupa uang kertas dan logam. 

Masyarakat masih banyak menggunakan sistem ini terutama untuk transaksi jual beli sehari-hari, seperti di warung kelontong atau sektor sejenis. Pembayaran tunai juga masih masyarakat andalkan di daerah-daerah yang belum terjangkau  layanan perbankan.

Sistem pembayaran tunai memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

  1. Penggunaan mudah oleh siapa pun tanpa perlu menggunakan alat khusus.
  2. Transaksi cepat, mudah, dan praktis tanpa mengandalkan internet.
  3. Memiliki bentuk fisik yang mudah dilihat dan dicek keabsahannya.
  4. Uang tunai diterima hampir di semua tempat, terutama daerah dengan dengan keterbatasan akses digital.
  5. Transaksi tunai tidak meninggalkan jejak digital dan lebih menjaga privasi pengguna.

Di sisi lain, alat pembayaran tunai memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut:

  1. Membawa uang tunai dalam jumlah besar memiliki risiko hilang atau pencurian.
  2. Pelacakan transaksi tunai cenderung sulit sehingga penggunaannya berpotensi dalam kegiatan ilegal.
  3. Transaksi tunai dalam jumlah besar dapat memakan waktu lama dan kurang efisien.

2. Sistem Pembayaran Nontunai

Sesuai namanya, sistem pembayaran nontunai adalah sistem yang menggunakan alat pembayaran selain uang tunai. Masyarakat semakin sering menggunakan sistem ini seiring dengan perkembangan teknologi dan internet.

Sistem pembayaran nontunai memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

  1. Pembayaran nontunai cenderung lebih praktis, mudah, dan efisien.
  2. Pelacakan mudah pada transaksi nontunai dengan adanya jejak digital.
  3. Terlindungi dengan fitur-fitur keamanan sehingga tidak semua orang bisa mengakses.
  4. Mudah dalam pencatatan dan pembukuan, terutama untuk bisnis.

Sistem ini pun memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

  1. Bergantung pada teknologi dan konektivitas internet yang memadai.
  2. Memiliki risiko penipuan online dan cybercrime.
  3. Belum bisa digunakan di semua tempat, terutama daerah dengan keterbatasan akses internet.
  4. Memiliki risiko munculnya masalah privasi data pengguna.

Dengan kelebihan dan kekurangannya, pembayaran nontunai menjadi sistem yang banyak masyarakat gunakan. Berikut beberapa jenis sistem pembayaran nontunai di Indonesia.

a. Transfer Bank

Sistem pembayaran nontunai yang pertama adalah transfer bank, yaitu mengirimkan uang dalam bentuk saldo di rekening pengirim ke rekening penerima. Sistem satu ini cukup marak digunakan, terutama untuk transaksi jual beli online.

Transfer bank terdiri dari dua jenis, yakni transfer uang antar rekening di dalam satu bank (intrabank) dan transfer uang antar bank. Hingga saat ini, Indonesia memiliki empat jenis layanan transfer antarbank yang terdiri dari Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI), Real Time Gross Settlement (RTGS), Real Time Online (RTO), dan BI Fast.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) adalah infrastruktur Bank Indonesia yang memproses Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring. Selain transfer dana, SKNBI juga dapat berupa kliring warkat debit, pembayaran, dan penagihan reguler.

Real Time Gross Settlement (RTGS) adalah sistem pembayaran elektronik untuk transfer dana dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Real Time Online (RTO) adalah sistem untuk transaksi keuangan secara real-time melalui berbagai kanal elektronik, seperti ATM dan mobile banking.

Sementara itu, BI Fast adalah kepanjangan dari Bank Indonesia Fast Payment. BI Fast digunakan sebagai sistem pembayaran ritel nasional secara real-time dan tersedia setiap saat (24/7).

b. Kartu Debit dan Kredit

Jenis selanjutnya adalah kartu debit dan kredit, yakni kartu pembayaran yang diterbitkan oleh bank. Anda dapat menggunakannya pada berbagai merchant yang menerima alat pembayaran menggunakan kartu.

Pada kartu debit, saldo terhubung langsung dengan saldo rekening bank sehingga saldo otomatis terpotong ketika terjadi transaksi. Sedangkan pada kartu kredit, pihak bank akan memberikan limit yang bisa nasabah gunakan untuk transaksi. Nantinya, nasabah akan membayar tagihan sesuai dengan transaksi setiap bulannya.

c. Dompet Digital (E-Wallet)

Seperti konsep dompet pada umumnya, dompet digital berisi sejumlah uang yang dapat dibelanjakan. Tentu saja, uang tersebut berupa uang elektronik. Untuk mengisi dompet digital, Anda dapat melakukan top up melalui rekening bank atau merchant yang terhubung.

d. QR Code

Jenis selanjutnya adalah QR Code (Quick Response Code), yaitu sistem yang berupa kode pembayaran untuk dipindai. Cara menggunakannya pun cukup mudah. Anda hanya perlu memindai QR Code yang pelaku usaha atau merchant sediakan untuk melakukan transaksi.

Di Indonesia, seluruh QR Code pembayaran distandarisasi menggunakan satu standar kode QR nasional yang disebut QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS memudahkan transaksi digital dengan penggunaan yang simpel dan pemrosesan secara real-time.

e. Virtual Account

Jenis terakhir adalah virtual account, yaitu nomor rekening virtual yang dibuat khusus untuk pembayaran tertentu. Seperti transfer bank, metode ini cukup banyak masyarakat gunakan untuk transaksi jual beli atau pembayaran online.

Pilih Sistem Pembayaran All-in-One untuk Bisnis

Dari pembahasan di atas, kini Anda memahami bahwa sistem pembayaran memegang peranan penting dalam bisnis. Karena itu, penggunaan dan pemilihan sistem pembayaran harus Anda lakukan dengan cermat. Begitu juga dengan pengelolaan sistem harus Anda lakukan dengan rapi dan efisien.

Untuk memudahkan pembayaran dan keuangan bisnis, Anda dapat menggunakan sistem all-in-one dari Aspire. Aspire menyediakan solusi keuangan yang dirancang khusus dalam satu platform. Mulai dari pengelolaan arus kas hingga sistem pembayaran, semuanya bisa  Anda lakukan dengan software Aspire.

Tak hanya itu, Anda bisa menerima pembayaran dari lebih dari 26 metode pembayaran melalui fitur Payment Gateway. Dengan tarif yang lebih kompetitif dan transparan, Anda bisa mengelola penerimaan bisnis dengan lebih mudah.

Tertarik mengetahui lebih jauh? Hubungi tim Sales kami dan diskusikan kebutuhan keuangan untuk bisnis Anda sekarang!

▶️  Watch Video
Tentang Penulis
Galih Gumelar
adalah penulis ulung dengan spesialisasi di makroekonomi, bisnis, keuangan, dan politik. Berbekal pengalaman menulis di CNN Indonesia, The Jakarta Post, dan organisasi kenamaan lainnya, Galih menggunakan keahliannya dalam menulis wawasan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memulai usaha.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales