Panduan Bisnis
December 16, 2024

Hindari Penipuan Online Saat Bertransaksi dengan Cara-cara Ini

Ditulis oleh
Galih Gumelar
Terakhir diubah pada
December 16, 2024

Penipuan online adalah salah satu risiko yang banyak orang hadapi saat melakukan transaksi daring. Perkembangan teknologi dan internet memang memudahkan masyarakat untuk berbelanja online, namun juga memiliki celah terjadinya kejahatan. 

Praktik kejahatan ini bisa saja terjadi di dalam kegiatan transaksi bisnis. Agar terhindar dari penipuan online dan bentuk fraud lainnya, Anda perlu menerapkan praktik transaksi online yang aman.

Artikel ini akan memberikan beberapa tips yang bisa Anda terapkan agar bisnis Anda bisa terhindar dari modus penipuan online. Anda juga dapat mengetahui apa saja jenis-jenis penipuan online dan bagaimana cara melaporkannya di pembahasan berikut ini.

Jenis-jenis Penipuan Online

Salah satu cara agar terhindar dari penipuan online adalah mengenali modus kejahatan digital yang mengintai Anda. Penipuan online dalam bertransaksi tidak sekadar seperti Anda membeli di toko online namun barangnya tidak dikirim, namun dapat lebih luas lagi bentuknya. Berikut beberapa jenis penipuan online yang kerap terjadi di masyarakat.

1. Phishing

Phishing adalah kejahatan digital yang menargetkan korban melalui email, pesan teks, atau unggahan media sosial. Biasanya pelaku mengaku sebagai pihak berwenang seperti polisi atau pegawai kantor pajak yang meminta korban memberikan data pribadi mereka. 

Tak jarang pelaku juga menyisipkan link agar korban mengkliknya dan pelaku pun mengambil data korban. Data-data yang umum menjadi sasaran adalah informasi pribadi, akun dan password email, serta data finansial seperti kartu kredit dan rekening bank.

2. Money Mule

Money mule adalah penipuan online berbentuk pencucian uang dengan cara mengirimkan sejumlah uang kepada korban dan meminta korban mentransfer ke rekening lain. Banyak korban yang tak menyadari bahwa mereka dimanfaatkan untuk melakukan tindakan ilegal tersebut.

Pelaku kejahatan digital ini mengiming-imingkan sejumlah bayaran agar korban mau memindahkan uang dari rekening mereka ke rekening orang lain, biasanya berkedok lowongan pekerjaan online. Money mule juga dapat berkedok hadiah kuis atau giveaway yang meminta korbannya mengirim kembali dana yang ditransfer ke rekening mereka. 

3. Pharming

Pharming adalah serangan siber atau malware yang mengarahkan pengguna internet ke situs palsu dan mengambil data mereka. Data-data yang umum dicuri melalui pharming adalah identitas pribadi seperti username dan password serta data rekening bank. Sekilas mirip dengan phising, namun pharming dapat langsung menyerang perangkat korban tanpa perlu mengklik link.

4. Sniffing

Sniffing adalah kejahatan digital yang mengambil informasi korban dengan menyadap jaringan internet, biasanya jaringan WiFi di tempat umum. Modus sniffing lainnya dapat berbentuk pengiriman link atau file APK ke gawai korban. Begitu korban mengklik link atau menginstal file, pelaku pun dapat mengambil data di gawai korban.

5. Carding

Carding adalah bentuk kejahatan digital di mana pelaku mencuri informasi kartu kredit atau debit seseorang, biasanya nomor kartu kredit, tanggal kedaluwarsa, dan kode CVV. Dari informasi kartu tersebut, penipu akan melakukan transaksi dan mengantongi keuntungan. 

Contoh transaksi yang umum dilakukan oleh pelaku carding adalah pembelian gift cards dan kartu prabayar. Kartu-kartu tersebut akan dijual kembali oleh penipu agar mendapatkan keuntungan.

Tips Menghindari Penipuan Online bagi Pelaku Bisnis

Maraknya kejahatan digital membuat Anda harus berhati-hati dalam bertransaksi online. Sebagai pelaku bisnis, berikut beberapa langkah yang dapat Anda terapkan untuk menghindari penipuan online.

1. Waspada Penawaran yang Terlalu Menggiurkan

Salah satu hal penting yang harus Anda terapkan adalah waspada terhadap penawaran yang terlalu menggiurkan atau tidak realistis. Penawaran tersebut dapat berupa diskon yang terlalu besar atau harga terlalu rendah.

Misalnya Anda mendapatkan penawaran bahan baku dari vendor baru yang jauh lebih murah dari vendor yang biasa Anda gunakan. Periksa kembali apakah vendor tersebut terpercaya dan memang menjual barang yang Anda cari. Penawaran seperti diskon atau harga murah cenderung mendorong orang untuk segera membeli dan mentransfer uang, padahal sebenarnya modus penipuan.

2. Jangan Bagikan Data Pribadi Secara Berlebihan

Ketika melakukan transaksi online, pastikan Anda tidak membagikan data pribadi secara berlebihan. Hati-hati jika ada pihak yang meminta data di luar konteks transaksi, seperti kode OTP (One-Time Password), PIN (Personal Identification Number) rekening, password akun, nomor Card Verification Value (CVV) kartu kredit, hingga foto KTP. 

Sebagai pelaku bisnis, Anda juga perlu memperhatikan penggunaan kartu kredit perusahaan. Anda dapat membatasi informasi dan penggunaan kartu perusahaan hanya kepada orang-orang yang terpercaya saja.

3. Cari Informasi Penjual dan Review Pembeli

Sebelum bertransaksi online, pastikan Anda melakukan riset mengenai penjual dan toko online tersebut. Pastikan bahwa website yang Anda kunjungi aman, ciri-cirinya adalah menggunakan protokol HTTPS dan memiliki ikon gembok pada URL. 

Jika menggunakan aplikasi, pastikan Anda mengunduhnya melalui sumber resmi dan memiliki rating yang bagus. Pastikan juga Anda membaca review dari pembeli dari produk atau toko online tersebut.

4. Lakukan Transaksi Melalui Metode Pembayaran yang Aman

Sebagai pelaku bisnis, Anda perlu menentukan metode pembayaran yang aman untuk pelanggan. Anda wajib menolak transaksi jika pelanggan meminta pembayaran di luar metode pembayaran yang telah Anda tentukan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Anda dalam melacak transaksi dan menghindari modus penipuan oleh pihak yang mengaku sebagai pelanggan.

5. Jangan Mengklik Tautan Mencurigakan

Ketika Anda menerima pesan berisi link atau tautan, jangan terburu-buru mengkliknya. Pastikan terlebih dahulu siapa yang mengirim tautan tersebut dan tanyakan apa isinya. Tautan yang mencurigakan dapat berpotensi sebagai penipuan online yang akan mengambil data pengguna.

Hal ini berlaku juga ketika Anda sedang mengakses situs web melalui komputer atau jaringan internet perusahaan. Jangan sampai Anda mengklik tautan mencurigakan yang menyebabkan data-data penting bisnis dicuri.

6. Tingkatkan Keamanan Akun Online

Salah satu upaya untuk menghindari penipuan online adalah meningkatkan keamanan atas akun-akun digital perusahaan yang Anda miliki. Beberapa akun yang penting untuk Anda tingkatkan keamanannya adalah email perusahaan, akun e-commerce, dan akun perbankan seperti mobile banking atau internet banking.

Pastikan Anda membuat password yang kuat dan unik, serta memperbaruinya secara berkala. Anda juga dapat mengaktifkan lapisan perlindungan tambahan berupa multi-factor authentication agar tidak sembarang orang dapat mengakses akun bisnis Anda. Supaya lebih aman, pastikan Anda bertransaksi online melalui perangkat yang terpercaya.

7. Pantau Riwayat Transaksi Online

Tips yang tak kalah pentingnya dalam menghindari penipuan adalah memantau riwayat transaksi online secara berkala. Pastikan tidak ada aktivitas atau transaksi mencurigakan melalui akun perbankan bisnis Anda. Jika ada indikasi transaksi yang mencurigakan, segera laporkan pada pihak terkait.

8. Buat Pelatihan Karyawan Tentang Keamanan Siber

Sebagai pelaku bisnis, penting bagi Anda untuk melatih karyawan mengenai keamanan siber atau cyber security. Karyawan harus tahu bagaimana cara bertransaksi online dengan aman dan menghindari penipuan online. Karyawan juga perlu memahami apa saja modus-modus penipuan yang mungkin dihadapi oleh bisnis.

Selain tindakan pencegahan, Anda juga perlu melatih karyawan untuk memahami apa yang harus mereka lakukan ketika terjadi fraud atau penipuan online. Latih karyawan untuk mengetahui langkah apa saja yang perlu dilakukan dan ke mana harus melaporkan kejahatan siber tersebut. 

Cara Melaporkan Penipuan Online

Jika Anda menemukan indikasi atau bahkan mengalami penipuan online, segera laporkan kepada pihak-pihak yang berwenang. Berikut beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk melaporkan penipuan online.

1. Segera Hubungi Pihak Bank Terkait

Ketika terjadi penipuan online yang menyangkut keamanan dana anda di bank, pastikan Anda segera menghubungi pihak bank terkait agar memblokir rekening Anda. Hal ini agar pelaku tidak bisa mengakses rekening Anda lebih lanjut dan menjaga agar dana dalam rekening tetap aman.

2. Laporkan Penipuan Online pada OJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki satgas yang bertugas menerima pengaduan terkait aktivitas keuangan ilegal termasuk penipuan online, yaitu Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas PASTI).  

Anda dapat membuat aduan melalui halaman https://konsumen.ojk.go.id/formpengaduan. Setelah menerima aduan, satgas tersebut akan menindak para penipu tersebut.

3. Laporkan Penipuan pada Kanal Kominfo

Cara melaporkan penipuan online selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah melalui kanal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Terdapat tiga kanal yang dapat Anda gunakan, yaitu Aduan Nomor, Aduan Konten, dan Cek Rekening.

Untuk nomor telepon dengan indikasi penipuan, Anda dapat melaporkannya melalui https://aduannomor.id/. Lalu untuk konten penipuan di website, media sosial, dan platform digital, Anda dapat melaporkannya melalui https://aduankonten.id/. Sedangkan untuk nomor rekening pelaku penipuan online, Anda dapat melaporkannya melalui https://cekrekening.id/. 

4. Buat Aduan di Kepolisian

Cara yang juga dapat Anda lakukan untuk melaporkan penipuan online adalah membuat aduan di kepolisian. Laporkan tindak penipuan tersebut ke kantor polisi terdekat agar dapat diproses dan ditindak sesuai hukum yang berlaku. Sertakan juga kronologi dan bukti kejadian agar polisi dapat menindak pelaku penipuan online tersebut.

Transaksi dan Pembayaran Aman dengan Aspire

Salah satu cara yang juga bisa Anda lakukan untuk menghindari penipuan online adalah memilih platform keuangan yang aman untuk mengelola transaksi. Pastikan platform keuangan yang Anda gunakan memiliki izin resmi dan rekam jejak yang baik. Untuk transaksi dan pembayaran yang lebih aman, Anda dapat mempercayakannya pada Aspire.

Aspire merupakan platform keuangan all-in-one yang sudah terdaftar di OJK sebagai penyedia layanan aggregator dalam lingkup inovasi keuangan digital. Tak hanya itu, Aspire juga memiliki izin Transfer Dana dan Payment Gateway yang diatur oleh Bank Indonesia. Aspire juga terdaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).

Dengan Aspire, Anda bisa mengelola keuangan bisnis lebih efektif melalui satu platform saja. Aspire menyediakan solusi untuk berbagai kebutuhan keuangan bisnis Anda, mulai dari Rekening Bisnis, Payment Gateway, hingga Manajemen Biaya. Keamanan dana Anda pun terjamin karena Aspire bekerja sama dengan lembaga jasa keuangan yang terdaftar dan diawasi otoritas pemerintah.

Ingin tahu lebih lanjut apa saja yang bisa Aspire lakukan untuk membantu bisnis Anda? Hubungi tim kami sekarang!

BAGIKAN ARTIKEL INI
Galih Gumelar
adalah penulis ulung dengan spesialisasi di makroekonomi, bisnis, keuangan, dan politik. Berbekal pengalaman menulis di CNN Indonesia, The Jakarta Post, dan organisasi kenamaan lainnya, Galih menggunakan keahliannya dalam menulis wawasan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin memulai usaha.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales