KEMBALI KE BLOG

Biaya Operasional Adalah: Mengenal Definisi, Jenis-jenis, dan Komponen Intinya

Written by
Galih Gumelar
Published on
March 13, 2024

Biaya operasional adalah sebuah komponen esensial dalam berbisnis karena biaya ini tak hanya memengaruhi arus kas perusahaan namun juga berkaitan dengan kegiatan operasional sebuah bisnis sehari-hari. Namun, apa yang sebenarnya dimaksud dengan biaya operasional? Selain itu, biaya apa saja yang tergolong sebagai biaya operasional? Ketahui selengkapnya di artikel berikut!

Pengertian Biaya Operasional

Secara sederhana, biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk hal kegiatan bisnis setiap harinya, mulai dari biaya administrasi hingga biaya pemeliharaan (maintenance). Dalam laporan laba/rugi perusahaan, biaya ini biasanya ditulis sebagai faktor pengurang dari pendapatan, sehingga nantinya perusahaan bisa mengetahui berapa laba/rugi operasional yang diraihnya.

Adapun beberapa contoh biaya operasional adalah Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold/COGS), bahan baku produksi, biaya umum dan administrasi seperti gaji karyawan dan biaya sewa, serta overhead cost, yakni biaya lain-lain yang dikeluarkan perusahaan namun tidak terkait langsung dengan proses produksi perusahaan.

Setiap usaha sudah pasti akan mengeluarkan biaya operasional, sehingga menggelontorkan biaya operasional adalah hal yang tidak bisa dihindari oleh perusahaan. Selain itu, memahami biaya operasional sangat penting bagi bisnis karena hal ini berkaitan dengan profitabilitas perusahaan.

Oleh karenanya, perusahaan harus memiliki kiat untuk mengelola biaya operasional, di mana perusahaan bisa mencegah pembengkakan biaya operasional tanpa harus menghambat produktivitasnya dalam memproduksi barang dan jasa.

Apa Perbedaan Biaya Operasional dan Non-Operasional?

Dalam menjalankan bisnis, pelaku usaha biasanya tidak hanya menggelontorkan biaya operasional namun juga biaya non-operasional. Lantas, apa perbedaan di antara keduanya?

Jika biaya operasional adalah seluruh biaya yang berkaitan dengan kegiatan bisnis sehari-hari, maka biaya non-operasional adalah seluruh biaya yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama perusahaan. Dengan kata lain, biaya ini memang tidak digunakan untuk kegiatan operasional, namun tetap harus digelontorkan perusahaan.

Adapun contoh biaya non operasional adalah kerugian atas biaya bunga pinjaman dan biaya disposisi aset. Biaya-biaya tersebut memang tidak berkaitan langsung dengan bisnis, tapi biaya tersebut timbul dan harus dibayar perusahaan.

Selain itu, pembelian aset modal yang dilakukan perusahaan juga tidak tercakup ke dalam biaya operasional. Pasalnya, aset fisik seperti kendaraan, gedung, atau mesin adalah biaya investasi yang tergolong sebagai biaya jangka panjang. Sementara itu, biaya operasional merupakan sekumpulan biaya-biaya yang terjadi di dalam jangka pendek.

Kemudian, muncul satu pertanyaan lainnya: Mengapa perusahaan pada umumnya membedakan biaya operasional dan non-operasional?

Dalam hal ini, perusahaan biasanya membedakan dua biaya tersebut untuk mengevaluasi performa dari kegiatan bisnis inti perusahaan. Oleh karenanya, secara akuntansi, perusahaan biasanya menggolongkan pendapatan menjadi pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional, serta pengeluaran operasional dan pengeluaran non-operasional.

Jika komponen biaya non-operasional tidak disisihkan dari biaya operasional, maka perusahaan akan kesulitan dalam mengulas kinerja bisnis utamanya. Selain itu, perhitungan dan kesimpulan yang didapat juga bisa terbilang bias jika kedua biaya tersebut tidak dipisah.

Jenis Biaya Operasional

Secara umum, biaya operasional bisa digolongkan ke dalam tiga jenis, yakni biaya tetap (fixed cost), biaya variabel (variable cost), dan biaya penyusutan. Berikut pengertiannya masing-masing!

Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya operasional yang tergolong ke dalam biaya tetap adalah seluruh biaya operasional yang wajib dibayarkan rutin oleh perusahaan terlepas dari apapun kegiatan produksi perusahaan. Sehingga, biaya ini pun tetap akan digelontorkan perusahaan meski kegiatan produksi tidak berjalan sama sekali.

Contoh biaya operasional yang masuk sebagai biaya tetap adalah biaya sewa gedung, biaya asuransi, biaya gaji karyawan, hingga biaya utilitas.

Biaya Variabel (Variable Cost)

Sementara itu, biaya operasional yang tergolong sebagai biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan dan berkaitan langsung dengan proses produksi. Sehingga, nilai biaya ini bisa berubah-ubah tergantung jumlah produksi perusahaan saat itu.

Dengan kata lain, biaya ini akan bertambah jika perusahaan memutuskan menambah satu unit produksi baru. Sementara itu, biaya ini akan semakin kecil jika perusahaan memilih untuk mengerem atau menurunkan volume produksinya.

Contoh biaya operasional yang tercakup ke dalam biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya pemasaran, dan biaya distribusi.

Biaya Penyusutan

Terakhir, biaya penyusutan adalah biaya yang timbul akibat penurunan nilai aset. Biaya ini bisa timbul karena penggunaan dan pemanfaatan aset tentu akan menggerus nilai dan performa aset-aset tersebut antar waktu.

Contoh dari biaya penyusutan adalah biaya penyusutan kendaraan, biaya penyusutan mesin, dan biaya penyusutan nilai bangunan.

Komponen Biaya Operasional

Selain dikategorikan berdasarkan tipe biayanya, biaya operasional juga bisa digolongkan ke dalam beberapa komponen biaya yang terdiri dari:

Biaya Langsung

Dalam konteks biaya operasional, biaya langsung adalah biaya yang manfaatnya dapat dirasakan secara langsung. Contoh dari komponen biaya ini adalah gaji dan tunjangan karyawan.

Dengan demikian, biaya langsung dalam konteks biaya operasional cukup berbeda dengan pengertian biaya langsung pada umumnya. Adapun pengertian biaya langsung secara umum adalah biaya-biaya yang terkait langsung dengan kegiatan bisnis inti perusahaan.

Biaya Tidak Langsung

Sementara itu, biaya tidak langsung dalam konteks biaya operasional adalah seluruh biaya-biaya yang manfaatnya baru akan terasa dalam jangka waktu tertentu setelah dikeluarkan.

Sama seperti biaya langsung, biaya tidak langsung dalam konteks biaya operasional memiliki pengertian biaya tidak langsung pada umumnya, yakni seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan.

Biaya Produksi

Terdapat pula komponen biaya operasional ketiga, yaitu biaya produksi.

Biaya produksi dalam konteks biaya operasional adalah seluruh pengeluaran yang digelontorkan untuk proses produksi. Biaya ini memiliki tiga unsur utama, yakni biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya overhead pabrik.

Biaya Non-produksi

Sebaliknya, biaya non-produksi adalah seluruh biaya-biaya operasional yang tak berkaitan dengan proses produksi, misalnya biaya administrasi.

Cara Menghitung Biaya Operasional Perusahaan

Setelah mengetahui seluk-beluk mengenai biaya operasional, kini saatnya mengetahui cara menghitung biaya operasional yang praktis. Rumus ini bisa digunakan oleh pihak-pihak yang penasaran mengenai nilai biaya operasional sebuah perusahaan berdasarkan laporan keuangannya.

Pada dasarnya, kalkulasi biaya operasional memiliki formulasi seperti berikut:

Biaya Operasional = Harga Pokok Penjualan + Jumlah Pengeluaran Operasional

Sebagai catatan, nilai HPP biasanya bisa ditemukan di dalam laporan keuangan dengan nama biaya penjualan (Cost of Sales). Unsur ini mencerminkan seluruh biaya-biaya secara langsung atau tidak langsung yang digelontorkan untuk memproduksi barang atau jasa.

Sementara itu, jumlah pengeluaran operasional adalah biaya-biaya lain yang berkaitan dengan biaya operasional. Biaya-biaya ini biasanya ditulis di bagian bawah laporan keuangan,

Tips Mengelola Biaya Operasional bagi Perusahaan

Seperti yang disinggung sebelumnya, biaya operasional adalah komponen yang sangat penting bagi perusahaan. Sehingga, perusahaan wajib untuk mengelolanya dengan baik.

Namun pertanyaannya, bagaimana tips mudah dalam mengelola biaya operasional? Berikut rinciannya!

Bayar Lebih Awal atau Tepat Waktu

Pembayaran biaya operasional yang terlambat akan sangat merugikan perusahaan. Selain bisa merusak arus kas perusahaan, perusahaan juga bisa saja terkena penalti jika telat membayar biaya-biaya ke mitra bisnisnya.

Oleh karenanya, perusahaan bisa menghindari musibah tersebut dengan membayar seluruh biaya operasionalnya tepat waktu. Bahkan, beberapa mitra bisnis menerapkan kebijakan potongan harga bagi perusahaan yang membayar lebih awal dari tenggat waktu.

Tinjau Layanan atau Jasa yang Sudah Tidak Digunakan Lagi

Salah satu biaya yang sering luput dari perhatian namun krusial terhadap operasional bisnis adalah biaya layanan, misalnya internet atau biaya berlangganan platform digital.

Sayangnya, dalam beberapa kasus, perusahaan masih membayar jasa-jasa tersebut meski pegawainya sudah tidak lagi menggunakannya. Hal ini pun tentunya membuat pengeluaran perusahaan menjadi lebih boros.

Berkaca dari situasi tersebut, perusahaan wajib memeriksa secara berkala terkait jenis-jenis layanan berlangganan yang sudah tidak lagi digunakan demi menunjang efisiensi.

Kurangi Potensi 'Human Error' dalam Pencatatan

Salah satu hal yang membuat pengelolaan biaya operasional menjadi kacau adalah faktor kesalahan (human error), misalnya salah menulis jumlah, salah menulis periode, atau lupa untuk melakukan input terhadap biaya-biaya tersebut.

Dengan demikian, perusahaan wajib mengecek kembali seluruh proses input transaksi tersebut sebelum benar-benar dicatat ke pembukuan.

Gunakan Platform Manajemen Pembiayaan

Perusahaan, utamanya perusahaan yang baru merintis, biasanya kerepotan dalam mengurus biaya operasional. Hal ini umumnya disebabkan karena sumber daya yang minim atau pengalaman pemilik bisnis yang masih belum teruji di dunia bisnis.

Sayangnya, pengelolaan biaya operasional yang amburadul dan tidak terkendali akan membengkakan biaya operasional dan mengganggu arus kas perusahaan. Sementara itu, arus kas yang berantakan akan membuat perusahaan hanya bisa bertahan hidup seumur jagung.

Untungnya, bisnis yang baru merintis atau bisnis yang sudah berjalan bisa memanfaatkan platform digital yang memfokuskan diri pada pengelolaan pengeluaran. Dengan platform tersebut, perusahaan bisa melakukan pembayaran berjadwal, pembayaran massal, dan mengintegrasikan seluruh pengeluaran tersebut dengan software akuntansi miliknya.

Dalam hal ini, pelaku bisnis bisa memanfaatkan Aspire sebagai solusi manajemen pengeluarannya. Lantas, apa saja kelebihan yang ditawarkan Aspire?

Kelola Biaya Operasional Secara Efisien dengan Aspire Sekarang!

Aspire memiliki fitur manajemen pengeluaran yang tak hanya membuat pengeluaran Anda menjadi lebih terkendali namun juga menghemat waktu kerja Anda selaku pelaku bisnis.

Sebagai buktinya, Anda bisa mendelegasikan pengeluaran kepada anggota tim Anda sambil tetap mempertahankan kendali penuh atas anggaran. Di samping itu, Aspire juga memberikan fasilitas alur persetujuan berlapis yang sistematis, sehingga tidak ada transaksi yang tidak mungkin Anda pantau di perusahaan Anda.

Selain itu, Aspire juga menyediakan monitor pengeluaran secara real-time sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan pengeluaran berlebihan atau pengeluaran kejutan di akhir bulan. Tak ketinggalan, fitur manajemen pengeluaran di Aspire juga bisa terintegrasi dengan sejumlah perangkat lunak, lembar anggaran, atau akun pembayaran sehingga Anda bisa mengelola seluruh pengeluaran perusahaan dalam satu tempat saja.

Bahkan, Anda pun bisa melakukan penjadwalan pembayaran biaya operasional dan membayarnya secara massal (Bulk Payment) kepada pihak-pihak yang membutuhkan penggantian uang.

Tak perlu ragu dengan keandalan Aspire karena produk-produk Aspire sudah dipercaya oleh lebih dari 15.000 bisnis di seluruh dunia dan terbukti membantu efisiensi waktu pencatatan keuangan!

▶️  Watch Video
Tentang Penulis
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales