Pembayaran
October 4, 2024

5 Langkah Menghemat Biaya Transfer Uang dan Pembayaran Luar Negeri

Ditulis oleh
Aaron Oh
Terakhir diubah pada
October 4, 2024

Sebagai pelaku bisnis, ada kalanya Anda akan melakukan transfer uang atau pembayaran internasional, mislanya membayar supplier atau karyawan di luar negeri. Hanya saja, tata cara remitansi atau remittance tentu lebih rumit dibandingkan transfer dalam negeri. 

Pengiriman uang dalam negeri, baik intrabank maupun transfer antarbank, umumnya hanya mengharuskan Anda untuk menyampaikan detail penerima di mesin anjungan tunai mandiri (ATM), aplikasi m-banking, atau kantor cabang bank. Setelahnya, pengiriman uang pun bisa dilakukan dalam sekejap.

Namun, di dalam pembayaran atau transfer uang luar negeri, Anda akan menukarkan mata uang domestik dengan valuta asing yang diakui pihak penerima. Selain itu, waktu settlement yang ditempuh juga bisa lebih lama dibanding transfer lokal.

Perbedaan alur kerja ini pun membuat komponen transfer uang luar negeri lebih kompleks dibanding transfer lokal. Hanya saja, semakin panjang alur kerja transfer atau pembayaran uang, maka semakin membengkan pula biaya transfer yang harus Anda bayarkan. 

Secara kasat mata, biaya transfer internasional mungkin terlihat sepele di mata Anda. Kendati demikian, biaya itu bisa menjadi benalu bagi keuangan Anda jika jumlahnya diakumulasi. Oleh karenanya, Anda perlu meminimalisasi biaya ini jika Anda kerap melakukan pengiriman uang internasional dengan intensitas tinggi dan nominal besar.

Di artikel ini, Anda akan mempelajari jenis-jenis biaya transfer uang luar negeri serta alasan mengapa Anda harus memangkas komponen biaya transfer uang internasional. Tak ketinggalan, Anda juga bisa mengetahui kiat ampuh dalam menekan pengeluaran tersebut.

Apa Saja Jenis-jenis Biaya Transfer Uang Internasional?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, komponen biaya transfer uang atau pembayaran internasional berbeda dengan transfer uang domestik.

Dalam transfer uang antarbank, misalnya, Anda mungkin hanya akan dibebani biaya transfer sesuai sistem pembayaran yang dipilih, mulai dari BI Fast, Real Time Gross Settlement (RTGS), atau Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI). 

Namun, dalam pengiriman atau pembayaran uang luar negeri, Anda tidak hanya dipungut biaya jasa transfer tetapi juga biaya terkait kurs. Lantas, apa perbedaan kedua jenis biaya ini?

1. Biaya Jasa Transfer Luar Negeri

Secara sederhana, biaya jasa adalah biaya yang Anda perlu bayar terhadap sejumlah lembaga jasa keuangan yang memproses pengiriman uang internasional Anda.

Nilai biaya ini memang bervariasi, tergantung nominal pengiriman uang, mata uang tujuan, dan metode transfer yang Anda gunakan. Namun, secara umum, berikut adalah biaya-biaya jasa yang muncul ketika Anda ingin mengirim uang ke luar negeri.

Biaya Telex

Dalam kegiatan pengiriman uang internasional, transfer telex atau telegraphic transfer adalah pengiriman uang antarbank lintas batas yang memanfaatkan sistem komunikasi elektronik. Di dalam sistem ini, bank pengirim akan menyampaikan instruksi dan mengatur transfer internasional ke bank penerima melalui jaringan teleprinter berbasis teks yang disebut dengan Telex. 

Jika Anda melakukan transfer uang berbasis Telex, maka Anda akan dikenakan biaya jasa. Di Indonesia, rata-rata biaya transfer telex dipatok Rp35.000 hingga Rp75.000, tergantung kebijakan bank pengirim dan kanal transfer yang digunakan.

Hanya saja, metode transfer ini mulai ditinggalkan seiring perkembangan zaman karena terkesan usang. Adapun mayoritas lembaga jasa keuangan kini mulai beralih memanfaatkan jaringan SWIFT untuk memproses pengiriman uang ke luar negeri.

Biaya Transfer SWIFT

Transfer SWIFT adalah transfer uang internasional yang memanfatakan jaringan bernama Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT), yakni jaringan pengiriman uang terbesar di dunia. Belakangan, transfer SWIFT menjelma menjadi salah satu metode pengiriman uang internasional populer karena dianggap lebih cepat, aman, dan minim kekeliruan dibanding transfer Telex.

Namun, sama seperti Telex, transfer jenis ini juga memiliki biaya tersendiri, yakni biaya SWIFT. Bank pengirim umumnya mengenakan biaya ini ke pengirim dana sebagai “balas jasa” atas pemanfaatan jaringan SWIFT. Nilai biaya tersebut bervariasi tergantung dengan negara tujuan. Bahkan, ada kalanya nilai biaya ini jauh lebih mahal dibanding transfer Telex.

Biaya Koresponden

Dalam transfer uang internasional, dana yang disampaikan bank pengirim terkadang tidak serta-merta mendarat di bank penerima. Ada kalanya, dana tersebut singgah di bank koresponden, yakni bank perantara, sebelum kemudian diteruskan ke penerima. Bank ini memegang peran kunci dalam transfer uang lintas batas, utamanya jika bank pengirim dan bank penerima tidak memiliki jaringan langsung yang terhubung satu sama lain.

Namun, kehadiran bank koresponden di tengah proses transfer internasional memunculkan biaya tambahan yang disebut biaya koresponden. Nilai biaya ini pun bervariasi tergantung kebijakan bank koresponden. Selain itu, pada praktik umumnya, bank koresponden akan memotong biaya ini dari total dana yang ditransfer.

Biaya Full Amount

Transfer uang internasional memang menimbulkan biaya-biaya administrasi, termasuk biaya koresponden, yang bisa menggerus jumlah dana yang dikirim. Untungnya, sang pengirim bisa menghindari pemotongan-pemotongan tersebut dengan membayar biaya full amount ke bank pengirim ketika mengirim uang.

Biaya full amount adalah biaya tambahan selain biaya jasa yang memungkinkan penerima untuk menerima uang kiriman secara utuh tanpa potongan. Nominal biaya ini berbeda-beda tergantung dengan mata uang yang dipilih.

2. Biaya Terkait Kurs

Sementara itu, secara mudahnya, biaya terkait kurs adalah biaya yang timbul ketika Anda mengonversikan mata uang lokal ke mata uang asing ketika melakukan transfer uang internasional. Sama seperti biaya jasa, biaya ini juga memiliki berbagai komponen.

Biaya Spread Kurs

Anda tentunya wajib menukarkan mata uang domestik Anda ke mata uang asing yang diakui pihak penerima sesuai kurs yang ditetapkan oleh bank ketika mengirim uang ke luar negeri. Dalam hal ini, bank biasanya menggunakan kurs jual sebagai patokan nilai tukarnya.

Hanya saja, nilai kurs jual selalu lebih tinggi dari kurs beli lantaran bank kerap mengutip untung dari selisih antara kurs jual dan kurs beli (spread). Spread inilah yang kemudian dianggap menjadi biaya “ekstra” yang perlu Anda rogoh ketika menukarkan mata uang domestik ke valuta asing.

Biaya Konversi

Selain spread kurs, terdapat pula biaya konversi, yakni biaya tambahan yang dipungut lembaga jasa keuangan sebagai “kompensasi” atas jasa penukaran mata uang yang dilakukannya. Pada umumnya, nilai biaya ini diukur dalam bentuk persentase atas nilai mata uang yang dikonversi.

Terkadang, beberapa lembaga sudah mengikutsertakan biaya ini ke biaya spread. Namun, terdapat pula lembaga yang mengkategorikan biaya ini sebagai biaya tersendiri.

Lebih lanjut, biaya ini tidak hanya ditemui di dalam kegiatan transfer uang internasional tetapi juga transaksi internasional melalui kartu kredit.

Biaya Provisi in Lieu of Exchange

Biaya terkait kurs tidak hanya terjadi ketika Anda mengonversikan mata uang domestik ke mata uang asing. Jenis biaya ini bahkan juga muncul ketika Anda mengirim valuta asing dari dalam negeri ke luar negeri. Adapun biaya tersebut dikenal sebagai biaya provisi in lieu of exchange. Lantas, seperti apa konsep biaya satu ini.

Di dalam transfer uang antar valuta asing yang sama, bank tidak melakukan proses penukaran mata uang sehingga ia tidak bisa mengutip biaya konversi. Namun sebagai gantinya, mereka tetap menerapkan biaya provisi sebagai penggantian (in lieu) atas ketiadaan proses konversi tersebut. Oleh karenanya, biaya provisi in lieu of exchange bisa dianggap sebagai biaya yang ditarik bank jika dana yang dikirimkan dan diterima menggunakan satu valuta asing yang sama.

Nilai biaya ini diukur dalam bentuk persentase, yang besarannya umumnya tergantung pada nominal uang yang ditransfer.

Mengapa Anda Perlu Memperhatikan Biaya Pembayaran Internasional?

Komponen biaya pengiriman uang internasional memang terbilang berlapis-lapis. Kondisi ini mungkin tak jadi masalah besar jika Anda jarang melakukan transfer internasional. Namun, seluruh biaya ini bisa memberatkan keuangan Anda jika frekuensi pengiriman uang terbilang tinggi dan memiliki nominal transfer yang besar.

Untuk memahami situasi tersebut dengan lebih baik, mari simak ilustrasi berikut.

Anggap saja Anda mempekerjakan tujuh pekerja lepas di luar negeri yang semuanya berdomisili di satu negara yang sama dengan biaya masing-masing US$5,000 per bulan. Dengan asumsi kurs Rp15.000 per US$1, maka total nilai transfer yang perlu keluarkan adalah Rp525 juta per bulan.

Hanya saja, pada kenyataannya, Anda dibebani biaya jasa sebesar Rp35,000 per transfer, biaya full amount US$20 per transfer, dan biaya konversi sekitar 2% per transfer. Jika ditotal, maka biaya transfer internasional yang perlu Anda bayar menyentuh Rp12,84 juta per bulan atau Rp154,5 juta dalam setahun.

Contoh di atas memberi gambaran betapa pentingnya mengelola dan meminimalisasi biaya-biaya yang muncul dari kegiatan transfer uang internasional. 

Bagi pelaku bisnis, nominal tersebut tentu terkesan mubazir jika hanya diperuntukkan untuk transfer uang semata. Padahal, di saat yang sama, Anda sejatinya melakukan realokasi biaya itu untuk kepentingan bisnis lain yang lebih penting.

Selain meningkatkan pemborosan, berikut adalah alasan lain mengapa Anda perlu mengelola biaya transfer internasional dengan cermat.

1. Meningkatkan Profitabilitas

Anda mungkin menyadari bahwa biaya-biaya bejibun akan selalu hadir setiap kali Anda melakukan transfer internasional. Dengan memangkas biaya-biaya ini, maka ruang penghematan Anda semakin terbuka lebar. Pada akhirnya, upaya tersebut pun akan memperbaiki tingkat profitabilitas Anda.

2. Arus Kas Lebih Stabil

Pembayaran biaya transfer luar negeri yang lebih rendah juga membuat Anda lebih bisa memprediksi arus kas Anda ke depan. Sebagai dampaknya, Anda pun bisa membuat perencanaan bisnis dan alokasi sumber daya dengan lebih baik.

Selain itu, jika Anda berencana untuk mengembangkan bisnis ke ranah global, maka Anda tentu akan semakin terpapar dengan risiko mata uang. Namun, apabila Anda sudah bisa mempelajari cara mengelolanya dengan baik, maka risiko ini tak akan menjadi hambatan dan Anda bisa mempertahankan stabilitas finansial.

3. Menjaga Daya Saing

Anda bisa menghemat pengeluaran jika biaya-biaya terkait transfer atau pembayaran internasional ini bisa ditekan. Walhasil, total pengeluaran Anda kian terkikis dan Anda bisa menetapkan harga jual produk atau jasa yang lebih kompetitif dibanding pesaing-pesaing Anda.

4. Mencegah Risiko Fluktuasi Nilai Tukar

Kurs antar mata uang tidak bersifat tetap antarwaktu. Nilainya berfluktuasi mengikuti beberapa faktor, seperti kondisi ekonomi domestik dan global. Namun sayangnya, Anda tidak bisa mengendalikan fluktuasi tersebut.

Hal ini tentu akan memberatkan Anda ketika ingin melakukan pembayaran valuta asing namun menggunakan sumber dana mata uang domestik. Ketika nilai tukar melemah, maka Anda harus melakukan transfer uang dengan nilai yang lebih besar jika diukur dengan mata uang lokal. 

Dengan demikian, maka Anda wajib mengelola komponen biaya-biaya terkait transfer atau pembayaran internasional lainnya demi menekan risiko fluktuasi nilai tukar.

5. Menyederhanakan Proses Kerja Keuangan

Terakhir, menghemat biaya pengiriman uang internasional juga bisa mempermudah alur kerja keuangan Anda. Dengan demikian, Anda tak perlu mengkhawatirkan biaya-biaya ini dan bisa fokus pada pengembangan bisnis.

Mengapa Bank Tak Bisa Membantu Anda Menghemat Biaya Transfer Internasional?

Sebagian besar pelaku bisnis mungkin masih mengandalkan bank untuk melakukan transfer uang internasional. Pasalnya, opsi tersebut terbilang mudah dan dapat dijangkau kapan pun.

Hanya saja, transfer melalui bank tidak akan mampu menghemat biaya-biaya terkait pengiriman uang internasional. Apa alasannya?

  1. Biaya Tersembunyi: Beberapa bank kadang membebani biaya-biaya tambahan yang tidak pernah disajikan di situs resmi atau terbuka secara publik.
  2. Biaya Dibebankan per Transaksi: Ketika melakukan transfer internasional, Anda biasanya akan dibebani tarif untuk setiap transfernya. Sebagai contoh, jika Anda melakukan pengiriman uang internasional ke 50 penerima, maka bank akan membebani biaya untuk setiap transfer tersebut meski transfer dilakukan serentak.
  3. Biaya Kurang Transparan: Bank kadang tidak menampilkan biaya pengiriman uang yang sebenarnya ke publik.

Dengan demikian, transfer internasional melalui bank mungkin memiliki biaya lebih mahal dari yang Anda harapkan. Sehingga, jika Anda masih mengandalkan pembayaran internasional via bank, maka Anda perlu memahami langkah-langkah untuk “mengakali” biaya-biaya tersebut.

5 Langkah Penghematan Biaya Pembayaran Internasional

1. Lakukan Transfer Uang atau Pembayaran Langsung dengan Valuta Asing

Cobalah untuk melakukan transfer uang atau pembayaran internasional dengan valuta asing yang diakui penerima. Sebagai contoh, jika Anda ingin membayar supplier internasional yang menerima mata uang Dolar AS, maka tuntaskan kewajiban tersebut menggunakan Dolar AS alih-alih menggunakan Rupiah.

Hal ini diharapkan bisa menghindarkan Anda dari biaya spread kurs dan biaya konversi yang kerap timbul dalam pengiriman uang internasional.

2. Gunakan Rekening Multivalas

Anda juga bisa membuka rekening multivalas untuk mengirimkan uang secara internasional. Pasalnya, rekening ini pada dasarnya memungkinkan Anda untuk mengelola transaksi lintas batas tanpa harus menukarkan mata uang domestik ke valuta asing. Sebagai dampaknya, Anda pun bisa menekan biaya konversi mata uang dan menyederhanakan alur kerja keuangan Anda.

3. Gunakan Kartu Pembayaran dengan Biaya Terkait Kurs yang Minim

Ada kalanya, Anda tidak hanya melakukan pembayaran internasional melalui transfer uang, namun juga melalui kartu pembayaran seperti kartu kredit atau kartu debit. Hanya saja, ketika melakukan transaksi internasional melalui kartu tersebut, Anda biasanya juga dikenakan biaya tambahan, utamanya biaya konversi.

Oleh karenanya, Anda perlu cermat dalam memilih kartu pembayaran yang memiliki biaya konversi sangat rendah atau bahkan nihil sama sekali.

4. Gunakan Kontrak Forward dalam Transaksi Internasional

Anda juga bisa mencoba untuk melakukan kontrak forward ketika bertransaksi dengan mitra bisnis Anda di luar negeri.

Pada dasarnya, kontrak ini memungkinkan Anda untuk melakukan pembayaran dan penerimaan barang di kemudian hari namun dengan harga dan nilai tukar yang berlaku pada hari ini. Upaya ini diharapkan bisa memungkinkan Anda memperoleh nilai tukar terbaik dan meminimalisasi risiko fluktuasi nilai tukar.

5. Pantau Nilai Tukar Secara Berkala

Terakhir, Anda juga bisa memantau nilai tukar secara berkala untuk mengetahui kapan waktu yang tepat bagi Anda untuk mengonversikan mata uang domestik ke valuta asing. Dengan demikian, Anda bisa menghemat biaya konversi secara signifikan jika angka nilai tukar terlihat cukup “bersahabat”.

Bagaimana Aspire Membantu Menghemat Biaya Transfer Uang dan Pembayaran Internasional?

Biaya transfer uang atau pembayaran luar negeri adalah komponen yang tak bisa terelakkan dalam bisnis, utamanya jika Anda ingin meningkatkan skala bisnis ke level global. Oleh karenanya, cara terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menghematnya sebaik mungkin agar profitabilitas serta keberlangsungan bisnis Anda bisa membaik.

Salah satu upaya penghematan tersebut adalah dengan menggunakan sarana pembayaran yang tak hanya efisien namun juga andal. Untuk itu, Aspire bisa menjadi solusi tepat bagi Anda!

Melalui Aspire, Anda bisa mendapatkan akses ke rekening multivalas yang memungkinkan Anda untuk melakukan transfer uang dari Dolar AS ke Dolar AS, Euro ke Euro, Dolar Singapura ke Dolar Singapura, dan Pounsterling Inggris ke Poundsterling Inggris dengan gratis.

Di samping itu, Anda juga bisa melakukan transfer uang internasional ke 130 negara dalam lebih dari 30 mata uang asing dengan biaya jasa tiga kali lebih rendah dari bank. Tak perlu khawatir atas timbulnya biaya tersembunyi karena seluruh komponen biaya disajikan secara transparan. Apalagi, Anda bisa menikmati kurs real-time yang bisa dinegosiasi tanpa ketentuan minimum transaksi.

Tak cuma itu, Anda juga bisa melakukan transaksi internasional menggunakan kartu pembayaran korporat Aspire. Dengan kartu ini, Anda bisa menetapkan anggaran, memantau realisasi transaksi secara real-time, dan mendelegasikan wewenang pengeluaran ke anggota tim Anda.

Menariknya, Anda bisa meraih cashback menarik 0,5% dan mendapatkan rate terbaik untuk setiap transaksi internasional melalui kartu korporat Aspire. Jika Anda tertarik mengetahui lebih jauh, maka Anda bisa berbicara dengan tim Sales kami atau mendaftar akun Aspire gratis sekarang!

BAGIKAN ARTIKEL INI
Aaron Oh
is a seasoned content writer specialising in finance, insurance and tech industries. With a writing history at S&P Global, EdgeProp, Indeed, Prudential, and others, Aaron leverages finance knowledge and business insights to help businesses improve productivity and performance.
Mengoptimalkan operasi keuangan Anda dengan Aspire
Temukan bagaimana Aspire dapat membantu Anda mempercepat proses keuangan dari awal hingga akhir mulai dari pembayaran hingga manajemen pengeluaran
Hubungi Sales